Matahari...
Kau semerah mawar
Kau kupetik untukmu
Untuk hatimu yang
Selalu hangat di bara
Gelora asmara
Selalu
memancarkan
Merah
berlumurkan darah,
Dengan
panas mentari
Cinta
ini kian membara
Namun...
Kini bunga mawar ini
Telah layu kering kerontang
Karena pancaran sinarnya
Yang begitu panas
Dan...
Saat
senja kembali datang
Darah
itu mulai membeku
Bagaikan
sebongkah es
Dan
tak ada lagi yang di bara
Temperatur yang dingin,
Membuatnya kaku
Seketika itu berubah wujud
Tanpa sengaja
Menghasilkan ingrediants
Semua
berjalan bagaikan
Derasnya
air mengalir
Namun...
Menggoreskan
luka hati
Yang tak berdarah
No comments:
Post a Comment