Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

28 July 2015

Kuatnya Cinta Pertama

Angin melambai-lambai menyampaikan pesan pangeran. Kesunyian malam minggu bergelut dengan kicauan jangkrik nan setia menemani kesendirian Cakka.

"O Em Ji !!" teriakkan histeris Cakka ketika melihat angka 1725 di layar monitor laptopnya. Tak sengaja Cakka menumpahkan segelas air putih miliknya di meja belajarnya.
"Cakka, jangan buang air sembarangan!" Peringatan itu keluar dari bibir manis gadis kecil yang merupakan tetangga baru di kompleks rumahnya.
Cakka segera berhenti berteriak tengah malam dan tak menghiraukan ucapan tetangga barunya. Lalu Cakka membaca kembali inbox Gmail-nya dengan wajah tersenyum.
"Cakka, jangan seperti orang gila!" Peringatan kedua dari bibir manis gadis kecil itu mulai terdengar kembali.
"Iih, sok tahu banget sih apa yang aku lakukan?" Celetuk Cakka sambil menjatuhkan ponselnya ke kasurnya.
"Cakka, jangan dibanting-banting!" Peringatan ketiga lagi-lagi telah muncul. Akhirnya Cakka mulai sangat kesal dengan tetangga barunya. Tiba-tiba mas Elang, akrab di sapa mas El adalah seorang kakak yang jago banget bermain gitar itu masuk ke kamar Cakka.
"Rung turu Kka? Wes tengah wengi lho!" Ucapnya dengan logat bahasa Jawa. Cakka dan mas El tinggal di kota Yogyakarta, tepatnya.
"Durunglah!" Balasnya jutek sambil menunggu peringatan keempat dari bibir manis gadis kecil tetangga barunya itu.

Setelah lima menit tak ada suara peringatan. Cakka beranjak dari tempat tidurnya dan mas El duduk di bangku kerjanya sambil mengerjakan tugas mata kuliahnya.
"Cakka, mau pergi kemana? Tengah malam jangan keluyuran!" Peringatan keempat pun telah terdengar bersamaan dengan Cakka hendak memakai jaketnya.

Spontan suara tawa mas El menghiasi kesunyian malam hari ini. Bagaikan kilat menyambar di tengah malam tetapi hujan tak turun jua.
"Rungokke kae Kka omelan e!" Cerocos mas El ngasal sambil memperhatikan raut muka Cakka yang meninggalkan banyak pesan kemarahan.
"Cakka, punya telinga di pakai dong!" Sahut Cakka bersamaan dengan peringatan gadis kecil itu. Lagi-lagi mas El pun tertawa heboh dan membuka jendela kamar untuk melihat gadis kecil tetangga barunya itu.
"Elang, tutup jendelanya!" Perintah gadis kecil itu memotong batinan mas El.
"Weh alah, peka timen karo batinku." Cerocos mas El dan segera menutup jendela kamar. Akhirnya Cakka tak kuasa menahan cekikikannya itu. Pokoknya tawa hebohnya Cakka melebihi mas El.

BRAAAAAKKKKKk!
Botol pocari sweat melayang mengenai jendela kamar Cakka dan mas El. Kemudian Cakka membuka jendela dan mencari siapa yang melemparnya.

"BRISIK !!" Ucap BUMIL. Lalu pergi meneruskan tidur nyenyaknya. BUMIL, Ibu Milla terkenal sangat galak di kompleks rumahnya.
"Oh halah, apes aku dino kiye." Keluh Cakka sambil merebahkan tubuhnya. Sementara mas El sudah tertidur sangat pulas. Cakka pun hanya menoleh. Lalu menyusul mas El ke alam mimpi.

#      #       #       #         #

Burung Bernyanyi di pagi hari. Rasa kantuk itu masih menemani Cakka. Sementara mas El sudah bangun dan bersiap-siap berangkat ke kampusnya.
"Kka, tangi wes awan! Ora mangkat sekolah?" Ucap mas El sambil berdiri di depan cermin almarinya dengan merapikan pakaian kuliahnya.
"Hoahm..." Cakka pun terbangun sambil menguap.
"Wes jam pitu kae. Gek ndang adus!" Perintah mas El.

Cakka segera menuju ke istana airnya. Beberapa menit kemudian mas El pergi meninggalkan Cakka. Biasanya sih Cakka berangkat sekolah selalu diantar mas El tapi kali ini mas El sedang tergesa-gesa.
"Sial ah! Isuk-isuk wes kon mlaku." Cakka menggerutu selesai sarapan pagi dan bergegas berangkat sekolah.

#     #     #      #      #

Di perempatan gang..
"Cakka, enteni aku woy!" Teriak Maria Titis, fans berat Cakka dan mas El juga merupakan admin RayReady. Cakka menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya serta melihat ke arah Titis, panggilan kesayangan Cakka untuknya.
"Ono opo meneh? Kok mlayu-mlayu tho?" Ujar Cakka ketika Titis telah sampai di hadapannya.
"Eh kowe ki, tak hubungi kok angel tenan tho? Sido basketan ra mengko nang lapangan UNY?" Tanya Titis sambil terengah-engah mengatur napasnya.
"Sido lah Tis." Jawab Cakka singkat sambil melihat arlojinya telah hampir pukul 08.00 WIB. Cakka meneruskan berjalannya. Saat hendak meninggalkan Titis, segera menggeret Cakka ke jalan pintas.
"Ayo lewat kene wae ben cepet tekan!" Cerocos Titis dengan santai.
Akhirnya Cakka dan Titis pun berangkat sekolah bersama menikmati sudut kotanya.

#           #             #               #

Sesampainya di sekolah..
"Ciyee Titis, berangkat sekolah berduaan karo Cakka." Satu persatu ledekkan itu telah menjadi paduan suara dan pembukaannya sangatlah merdu. Betapa senangnya pagi hari ini. Sementara Cakka saat tiba di sekolahnya langsung mendapatkan hadiah kekesalan karena melihat wajah gadis kecil tetangga barunya. Menurut pengamatan Cakka, gadis kecil itu juga tak kalah cantiknya dengan malaikat kiriman Tuhan sejak dipertemukan kembali. Cakka dan gadis kecil itu saling berpapasan dan bertatapan. Sayangnya, gadis kecil itu sangatlah angkuh terhadap Cakka. Kesan pertama Cakka terhadap gadis kecil itu. Dalam hati Cakka berdoa semoga tidak satu kelas dengannya.

#        #          #          #

Tet.. Tet.. Tet...
Bel tanda masuk telah berbunyi dan itu artinya pelajaran pertama adalah Kimia.
"Eh kiro-kiro sopo yo guru Kimia e?" tanya Arga teman sebangku Cakka.
"Ah nek BURJO, aku mending turu." Sahut Jerry sambil membalikkan bangkunya dan berdiskusi dengan Cakka dan Arga.
"Paling yo Radiasi Benda Hitam." Tebakkan si kembar Jefry.
"Rak mungkin Jef." Elak the genk RAISA, RARA Imut Selalu Ada. Ya, the genk RAISA nama anggotanya RARA semua sampai tujuh kali. Salah satu genk cukup AXIS di sekolah Cakka.
"Wedih! Kompak sekali kalian bertujuh." Celetuh Arga.
"Guru anyar e ayu tenan!" Ujar Aldi sambil mengumumkan. Kemudian duduk di tempat duduknya.

Tiba-tiba Cakka berteriak histeris ketika melihat guru itu berada di depan meja guru kelasnya.
"O Em Ji !!"
Tujuh belas menit Cakka terdiam dan menatap keadaan sekelilingnya. Cakka pun salah tingkah. Namun guru cantik itu ternyata gadis kecil yang sangat menyebalkan bagi Cakka.

#      #         #        #        #

"Oh dadi koyo ngono ceritane Kka. Pantes wae kowe sebel karo guru kimia mu. Yo biji ne elek." Komentar Agni, salah satu teman perjuangan Cakka sewaktu musim Idola Cilik juga malaikat baginya.
"Lha terus aku kon ra dendam karo guru kae? Mosok wani ngundang aku DEKIL, kan kudune kowe thok sing oleh." Protes Cakka tak sadarkan diri.
"Maksud e piye tho Kka?" Tanya Agni penasaran dengan arah pembicaraan terakhir ini melalui telepon.
"O o ps. Hehe. Ora ono opo-opo kok." Elak Cakka dan mencoba membahas topik lainnya. Agar Agni tak terus bertanya-tanya secara detail. Cakka memang menyukai Agni karena Agni tipe cewek seperti malaikat baginya. Dia manis, sederhana, bahkan setiap saat selalu ada di dalam hati Cakka. Sayangnya Cakka tak berani menyatakan cinta yang selama ini menyiksa dirinya.
"Kka, aku arep latihan basket sik yo! Sampai ketemu tingkat provinsi."
"Wah, nantangi aku kiye ceritane? Okelah. Tak tunggu lho neng Jogja."
"Sip."

Percakapan itu telah usai. Cakka tersenyum memandangi ponselnya.

#        #        #        #         #

"Cakka, jangan gila dong!" Peringatan kelima telah berkumandang. Cakka segera ingin memarahi gadis kecil itu yang berada di dalam rumahnya.
"Kka, kae di goleki karo Jerry! Cepetan." Ujar Titis menyampaikan pesan kepada Cakka di bangku taman rumahnya.
"Lha kowe wes tekan tho, Tis? Mas El rung bali po?"
"Oh berarti kowe sakiki ngiro aku ki Setan Manismu ngono?" Canda Titis sambil membalas bbm nya.
"Setan Manis? Agni kuwi Setan Manisku." Jawab Cakka mengeloyor pergi.
"Weh, uduk guru kimia mu kae Kka?" Sahut Titis dan duduk di bangku taman sambil berselfie ria.
"Jitak lho, Tis!"

#      #      #      #

Satu bulan berlalu...
Pertandingan bola basket se provinsi telah dimulai. Cakka dan Agni kembali bertemu dalam perjuangan. Sekolah Cakka melawan sekolah Agni.

Sorak-sorai penonton telah menyibukan dan memadati stadion ini. Agni segera memposisikan dirinya di bangku dekat Titis.
"Cakka, semangat yo!" Teriakkan Agni menghiasi stadion ini. Cakka pun menoleh ke arah Agni dan mengacungkan jempolnya.
"Ciyee wes ketemu Cakka terus sakiki nyemangatin." Ledekkan dari gadis kecil yang menyebalkan bagi Cakka. Agni menoleh dan tersenyum kepada gadis kecil itu. Di satu sisi Titis sedang membalas bbm si gadis kecil itu yang ternyata merupakan fans Ray bernama RayReady. Agni, Titis, dan gadis kecil itu duduk berjejeran.
"Kepiye kabare mbak?" Tanya Agni kepada gadis kecil itu.
"Apik-apik wae kok, dek." Sahut si gadis kecil itu sambil membalas bbm Titis secara diam-diam.
"Lha mbak piye kuliahe? Mbak suwi ra crito karo mbak. Tiba-tiba pengen curhat e."
"Lancar. Curhat wae. Tak rungokke kok."

Cakka pun melihat keakraban gadis kecil itu dengan Agni. Kini Cakka mulai memanas rasa kesalnya. Namun, Cakka berhasil memadamkan amarahnya dan kembali bertanding.

Pertandingan babak pertama telah usai. Cakka menghampiri Agni. Akan tetapi ia sama sekali tak menggubris apa yang dikatakan gadis kecil itu.
Titis pun telah paham. Ternyata gadis kecil itu adalah guru Cakka. Disisi lain sahabat Agni. Begitu kesimpulan yang Titis dapatkan. Namun, Titis tak menyadari bahwa gadis kecil itu adalah teman bbm an nya.

Pertandingan babak kedua telah usai. Kini skor hasil pertandingan 9 - 12, dimenangkan oleh sekolahnya Agni.
"Ngopo sih kowe akrab banget karo kae wong?"
"Kae wong sopo Kka?"
"Sampingmu sing nganggo kocomoto pink, sok manis banget."
"Oh kae, mbak Entha. Kakak kelasku mbiyen jaman SMP tekan SMA."
"Kok iso akrab tho?"
"Yo isolah. Kan aku sahabatan karo mbak Entha."

Cakka mendengar semua penjelasan dari Agni, Cakka segera meninggalkannya sendirian.

"Kka, kowe ono masalah opo tho karo mbak Entha?" Respon Agni secara cepat.
"Ah kowe ki rangerti po piye? Kae sik sok tak ceritake karo kowe nang telepon."
"Oh dadi kowe ngamuk karo aku ngono?"
"Yo iyolah!"
"Kka, tapi mbak Entha ki sahabatku. Aku yo ra iso nek kon jauhi."
Hening sejenak.
"Yo wes. Aku tak lungo." Agni segera meninggalkan Cakka dengan kecewa.
"Agni !!" Teriak Cakka sesaat. Lalu memendam rasa gengsi dan takut kehilangannya.

Agni juga sering kali kesal dan lelah menunggu Cakka. Bahkan Agni sering berpikir bahwa Shilla yang terbaik untuknya bukan dirinya. Cinta memang hadir untuk merumitkan. Namun Cinta tak mau menyakiti banyak hati. Pikir Agni sesaat.

#     #     #       #

Seminggu kemudian..
Cakka kalang kabut ketika tidak mengerjakan PR kimia nya. Semua nilai-nilai Cakka hancur lebur.
Hari-harinya sangat kacau balau, biasanya Agni sebagai alarm, penyemangat, dan pengatur hidupnya. Namun, Agni benar-benar telah pergi meninggalkan dirinya. Gadis kecil itu sangat paham sekali dengan gerak-gerik Cakka. Akhirnya gadis kecil itu menghampiri Cakka.
"Hukum saja. Saya siap kok. Saya selalu salah di depan Anda. Saya terima caci makian Anda berkali-kali." Ujar Cakka sebelum gadis kecil itu bertanya.
"Saya mencaci maki kamu?"
"Iya. Anda seringkali mencaci maki saya."
"Aneh."
"Anda bilang aneh? Itu bukan hal aneh."
"Memang saya mencaci maki kamu bagaimana?"
"Cakka, jangan buang air sembarangan! Cakka, jangan gila dong! Apa itu bukan cacian?"
"Hahaha." Tawa gadis kecil itu.
"Kok ketawa?"
"Yang saya maksud Cakka itu kucing kesayangan saya. Dia saya beri nama Cakka karena warnanya coklat."

Semenjak hari itu Cakka jadi tahu dan merasa sangat bersalah dicampur malu sekali. Cakka meminta maaf kepada gadis kecil itu. Hampir seluruh siswa menertawainya.

#       #        #        #

Cakka menyesal telah bertengkar dengan Agni hanya karena salah paham. Setelah keadaan membaik, Agni telah menghilang bagaikan di telan bumi. Tiap malam Cakka selalu mengirimkan sebuah email kepada Agni. Sayang, Agni tak pernah membukanya. Berkali-kali Cakka juga sering menelepon ponsel Agni. Alhasil tak pernah diangkatnya. Cakka mencoba menelepon rumah Agni tak ada jawaban pula. Entahlah..

#     #      #      #      #        #

Satu tahun kemudian..
Cakka masih berusaha menghubungi Agni dan menunggunya. Semua tetaplah sia-sia.

Tak pernah terbayang akan menjadi seperti ini pada akhirnya
Semua waktu yang pernah kita lewati bersamanya telah hilang dan sirna
Hitam Putih perlu
Janji kita menunggu
Tapi kita tak mampu
Seribu satu cara kita lewati ntuk dapati semua jawaban ini

Bila memang harus berpisah
Aku akan tetap setia
Bila memang ini memang ujungnya
Kau kan tetap ada di dalam jiwa
Tak bisa tuk teruskan
Dunia kita berbeda
Bila memang ini ujung nya
Kau kan tetap ada di dalam jiwa

Memang tak mudah tapi ku tetap menjalani kosong nya hati
Dulula mimipi kita yang pernah terjadi tersimpan tuk jadi history

Hitam putih perlu
Janji kita menunggu
Tapi kita tak mampu
Seribu satu cara kita lewati tuk dapati semua jawaban ini

Bila memang harus berpisah
Aku akan tetap setia
Bila memang ini memang ujungnya
Kau kan tetap ada di dalam jiwa
Tak bisa ntuk teruskan
Dunia kita berbeda
Bila memang ini ujung nya
Kau kan tetap ada di dalam jiwa

Tak bisa tuk teruskan
Dunia kita berbeda
Tak bisa tuk teruskan
Dunia kita berbeda
Tak bisa tuk teruskan
Dunia kita berbeda
Tak bisa tuk teruskan
Dunia kita berbeda

Bila memang harus berpisah
Aku akan tetap setia
Bila memang ini memang ujungnya
Kau kan tetap ada di dalam jiwa
Tak bisa tuk teruskan
Dunia kita berbeda
Bila memang ini ujung nya
Kau kan tetap ada di dalam jiwa

(Tetap Dalam Jiwa - Isyana)

#        #       #      #      #    #

"Pah, lanjutin cerita pangeran Cakka dan putri Agni dong!" Rengek Akka ketika berada di pangkuan Cakka.
"Pangeran Cakka dan putri Agni akhirnya kembali bersatu." Sahut Agni sambil memeluk Cakka.
"Dan satu hal terindah dalam hidup pangeran Cakka dan putri Agni adalah ikatan pernikahan." Sahut Cakka sambil memeluk serta mencium kening Agni dan Akka, putra kedua Cakka-Agni.
"Ciyee madam Titis ngumpet-ngumpet ndengerin ceritane." Sahutan Nica di belakang Titis yang telah berdiri di balik tembok ruang tamu.

Bahagia itu datang bersama kepercayaan. Namun cinta datang dengan ketertarikan abadi. Jika hadir dengan ketertarikan sesaat itulah simpatik. Seribu kali cara pemisah jika cinta tulus dan ikhlas pasti terasa abadi kehebatnya dan kekuatannya. This is Strong Frist Love.