Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

03 March 2018

SULIT DI TEBAK SEMANIS PAGIMU

Setelah subuh, air mata yang ingin kusajikan rupanya telah mengering. Di antara cawan-cawan rerintihan, aku masih belum mampu untuk menyudahi rasa penasaranku. Perlahan mulai kupelajari kembali materi-materi agar aku terbiasa. Justru semakin memojokkan ku pada sebidang, dulu telah kudiami dan harus bergeser. Ah, sayang sekali tetap ada pada keadaan semula.
Setelah dua dari berbagai penasaranku terjawab. Kembali muncul penasaran yang baru, gitu aja terus Mas EFP. Sulit di tebak tapi manis dalam berbagai peristiwa. Lagi-lagi kau ubah kembali sesukamu. Entah, apalagi yang harus kupahami meskipun isyaratmu itu sangat kecil. Yang ingin kutahu adalah asa dari pandanganmu bukan dari sulit di tebaknya tetapi manis dalam berbagai peristiwa, Mas EFP.
Huaa... Ini kisah tentang “AKU” dan “KAMU” yang terjebak pada hipotesis logika masing-masing dan sangat diprioritaskan. Logika itu mampu terlampaui dan menyiksakan kalbu, mengapa memilih menjalani ketimbang harus mempercayai? Jika semua yang “AKU” rasakan adalah benar. Mengapa kau selalu tarik ulur lalu potong-potong kembali? Entahlah! Jalan pintas mana lagi? Huft...
Hampir lenyap keheningan dini hari ini. Oops! Rupanya telah hampir menggaduh riuh suara kokok ayam yang kudengarkan. Hehehe. Gak usah basa-basi deh! Intinya itu saja harus bagaimana aku menemukan tiap jawaban dari rasa penasaranku yang setiap hari selalunkau tambah setelah satu terjawab, Mas?! Jujur hatiku lelah mengutak-atik kata “PAS” kenyataannya saja tidak sejalan.
Mau di buat misteri gimana lagi sih bentuk dan tipe-nya? Sudahlah! Aku pusing. Itu kan tiap kali frasa kata yang kau perbincangkan denganku. Mas EFP, semua yang kau bilang padaku itu benar semua. Sayangnya, kamu tahu semua isi hatiku yang harus gimana lagi bukan? Tetapi karena itu kaurumitkan atau sengaja kau ada dan tiada kan? Aku tak tahu, yang tahu isi hatimu hanyalah kau.
Di otakku masih mempelajari materi-materi tentangmu. Walaupun tampak sih, kok sulit untuk diterjemahkan dengan mikroskop atau kacamata. Embun pagi turut menghantarkan air mataku yang kering setelah dilanda badai sediksi. Namun, kau tetaplah bungkam tanpa menjurus detailkan isi hatimu. Aduh, aku baru ingat. Jangan banyak pertanyaan ya?! Tapi aku butuh semua jawaban penting itu. Bagiku itu adalah rincian lagu terfavoritku lho, Mas EFP!
Halah, aksara bualan saja! Karena harapku itu terlalu tinggi dan aku tak mau jatuh sakit untuk kesalahan terbesar keduaku itu, Mas EFP. Lalu, haruskah aku bagaimana menentukan atau mencuri cara alami darimu? Sudah kubilang bahwa kau sulit di tebak tapi manis dalam berbagai peristiwa.
Subuh sudah lewat ternyata. Pasti kau sedang sibuk-sibuknya untuk bersiap berangkat kerja. Biasanya jam segini itu kau sedang sibuk bikin kopi dan menikmati sebatang rokok gudang garam filter sambil mengabariku sejenak. Aku rindu suara tawa kecilmu dan suara ponselku dari chatting WA-mu. Aku rindu! Apa kah kau masih menaruhkan aku pada hatimu? Terakhir kali yang kutahu adalah kisah lampau. Karena di statusmu sudah tenggelamkan namaku. Itu berarti kau benar-benar melepasku dan ingin aku membencimu, Mas EFP. Oh, sayang banget siasatmu belum mampu membuatku pergi!
Mas, selamat beraktivitas pagi ya! Aku tahu apa yang sedang kau pelajari saat ini. Aku sendiri tak tahu mengapa aku masih peduli banget denganmu. Padahal aku tahu dari semua caramu telah menyakitiku. Wow, keras kepala banget bukan? Inilah aku yang masih mempelajari materi-materi belum terjawab dari sisa rasa penasaranku itu, Mas EFP. Aku tak pamit kerja dulu ya! Emoticon smile merah dua kali.