Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

23 October 2013

Inilah Rumus Cintamu ??

Saat kau genggam erat kedua tanganku, hatiku tak bisa berhenti merasakan perasaan yang indah bahkan begitu ajaib semua yang kurasakan itu. Selalu tercipta suasana baru. Sikapmu yang begitu cuek itu menyelipkan sebuah perhatian yang sulit aku cerna dari otakku. Karisma yang berada di dalam dirimu begitu sangat hebat memberikan hal – hal yang selalu indah. Mungkin, aku mengagumimu hari ini. Namun, serasa berbeda setiap kali bertemu dengan sosokmu yang seperti artistokrat itu.

Kau pintar memainkan sebuah rumus – rumus seakan – akan aku harus mempelajari rumus – rumus fisika dan kimia itu lebih dalam. Apakah kamu akan mengajari aku tentang rumus – rumus itu seperti saat indahnya kota perwira diguyur air hujan? Inilah rumus - rumus cintamu untukku? Aku selalu bertanya – tanya tentang hal itu. Namun, selalu kuurungkan niatku. Senyumanmu saat pertemuan terakhir itu masih mengebat erat di dalam hatiku. Ingin kuutarakan rasa rindu yang menggebu – gebu ini, pasti semua akan diabaikan. Aku tidak berharap banyak darimu. Aku yang selalu ingin kamu perhatikan dengan cara apapun kamu tetap diam. Ya, fase diam dan fase gerak itu semua adalah teknik sikapmu yang seperti kromatografi. Semakin takut aku kehilangan sosokmu.

Aku kira jarak yang cukup panjang itu akan memisahkan aku dan dirimu. Sebuah perjalanan panjang demi masa depan kita berjuang bersama tepat pada tanggal dua belas juli dua ribu tiga belas, kita di ikhrarkan terpisah. Sakit saat aku mendengar dan mengetahui sosokmu memang harus benar – benar  hilang dari hadapan bola mataku. Aku rapuh, seketika aku merasa hancur – lebur hidupku tak berarti. Ku coba bangkit secara perlahan – lahan dalam dua minggu itu, namun alhasil masih tetap nol. Ku kirimkan message untukmu, tak satupun kamu membalas message ku.

Kamu pergi begitu saja. Sangat datar perjalanan sepenggal kisah ini. Kamu di kota peristiwa pertempuran lima hari dan aku di kota metropolitan, yang harus bisa menjaga diri dari segala macam godaan. Dunia ini memang keras dan tak selebar daun kelor. Setiap malam aku mainkan tut’s hitam dan putih itu untuk kamu. Setengah mati merindu, tentunya merindukan sosokmu yang jauh di sana. AKU INGIN KAMU TAHU, AKU DISINI MENANTIMU !! TAPI APA MUNGKIN KAMU SELALU MENUNGGU AKU?? TAHU PERASAANMU LEBIH DALAM SAJA AKU TIDAK TAHU?? KAMU TOLOL, NTHAAA!! DIA TAK MUNGKIN DATANG MEMINTA HATIMU !!!


Ku rebahkan bahuku di pulau kapuk, ku tangisi kesedihanku, ku ratapi sepenggal kisah yang begitu singat dan padat ini. Dua september dua ribu tiga belas aku bergegas meninggalkan kota perwira, menerobos dinginnya angin malam di stasiun gambir. Menapakkan sejengkal langkah, ku rasa aku akan temukan sesuatu yang lebih berharga di sana. Aku mengantapkan semua dengan kerendahan hatiku. Suasana baru, hidup baru, buang masa lalu, bangkit dari keterpurukan. If you want to do something and feel it in your bones that it’s the right thing to do, do it. Aku tersenyum, membiarkan laptopku menyala dan menulis sebuah upstat di faceebook ku.

Sebuah Mantra Terucap

Sejenak aku bersandar di bahumu dan aku tertawa ria menatap mega – mega hitam yang berarakan. Di sini di kota perwira ini hadirkan sebuah kisah tentang aku dan dirimu. Pasir putih yang berkilauan menyambut kehadiranmu penuh canda, tawa dan duka. Hari – hari kulalui tanpa sepenggal kisah denganmu saja. Semua kurasa begitu indah dan selalu manis. Sosokmu yang begitu sempurna dimataku dan selalu special untukku. Gerak – gerik tubuhmu selalu manis, tutur katamu selalu terucap sebuah mantra – mantra seakan – akan aku terhipnotis olehmu. Pancaran sinar yang begitu dahsyat itu tersirat di bola matamu yang sangat indah mempesona mampu mengebat – ebat erat jantung hatiku. Setiap kali bertemu selalu kurasakan debar – debaran yang menyebar ke segala penjuru.

Bergayut diantara dua daun jendela, aksara – aksara kian memanah raga ini, kau yang selalu aku banggakan, selalu ada untuk waktu yang aku butuhkan. Sosokmu yang tak asing lagi singgah di ruang hati ini. Kau tempatkan di sana, seolah – olah itu ruang yang cocok untuk tempat peristirahatan. Indah bukan? Sungguh begitu indah. Ku perhatikan setiap kali gaya bahasamu, satu demi satu semakin menunjukkan sebuah keindahan. Kau memang tampan, sosokmu tak mudah untuk di cari. Ibaratkan sebuah permata ataupun mutiara yang sangat berharga itulah sosokmu. Bukan tampanmu yang kucari saat ini, kau memang jenius dalam setiap hal, action – action yang kau gebrakkan selalu berbeda. Kamu memang benar – benar ada di ruang hati kecilku.