Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

24 October 2013

Coretan Momentum Cintaku

Aku pikir, laboratorium kimia di Universitas Negeri Jakarta ini mungkin tempat yang pantas bisa mengalihkan perhatianku untuk menetralkan hatiku dari unsur rasa suka dan rindu yang mencapai titik  jenuh tertinggi, tapi kenyataannya berbanding terbalik. Mencoba melupakan segala tentangmu itu bagaikan sebuah melepaskan kalor leleh dalam reaksi eksoterem. Namun, ikatan hidrogen yang begitu kuat itu tak mampu meluluhkan hatiku untuk move on dari sosokmu. Dari bilik tirai berwarna merah muda aku terdiam merenungkan sepenggal perasaan yang semakin menyiksa diriku.
Berkaca pada rumus persamaan usaha itu membuatku menghargai adanya gaya tarik – menarik dan tolak – menolak yang berbanding lurus dengan lingkungan, kemudian dikalikan dengan kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Dimana panjang gelombang itu selalu kamu ciptakan seolah – olah kamu tidak menganggap aku ada di sini, sosokmu yang begitu special di ruang hampa hatiku itu semakin hari membutuhkan suatu energi potensial yang cukup luar biasa agar cintaku tak terpengaruh dengan adanya gaya.
Pertama kali melihat bayangmu tepat di titik fokus lensa kedua bola mataku, berdiri tegak, nyata, dan kamu begitu manis dengan kaca mata hitam serta jemper merah. Kau tampan hari ini, biarlah rasa itu temukan wujudnya seperti aliran gen yang perlahan namun pasti menuju kondisi stabil tak tergoyahkan. Kau yang begitu sempurna dimataku mampu mengubah dunia
percintaanku menjadi lebih sederhana. Hidup memang bukan sekedar  rangkaian rumus tapi bila sejuta feromon dijadikan satu, hanya kau dan aku yang akan memahami sinyalnya seperti lock and key dalam sistem enzim. Cobalah mengerti aku yang selalu menginginkan sosokmu di saat aku sedang sendiri.
Aku sadar ini hanya rasa suka dan rindu yang begitu dahsyatnya. Sosokmu yang selalu aku puja bahkan setiap hari aku jadikan pokok pembicaraan panjangku dengan  TUHAN. LIHATLAH, PANDANGLAH  AKU !! Aku terjerat di ruang hatimu, panah asmara yang kau tancapkan masih melekat direlung hatiku. Tanpa meminta izinpun kamu pergi begitu saja, melepaskan aku dari jeratan yang kamu ikat, betapa tidak mungkin aku harus belajar melepaskan kepergianmu ? Itu sungguh tak mudah yang seperti kau bayangkan.
Teknik pemisahan itu mulai muncul perlahan – lahan di setiap rangkaian peristiwa ini, fase gerak yang melewati tetesan air mata memisahkan fase diam yang menjadi sebuah emas. Untuk kamu yang selalu menghantui perasaanku, datang dan pergi begitu saja dengan seenaknya tanpa memikirkan orang lain. Sosokmu kujadikan sebuah pelajaran hal terfavorite ku hari ini dan selama aku masih bisa mendapatkan sinyal simpatimu. Aku bersyukur jika kamu membaca setiap momen inersia rasa ku yang tak hingga. Ini resultan momentum cintaku.