Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

11 November 2018

ARSIP YANG TERDALAM SESAKIT INI, MAS?!!

Hai, kali ini aku menikmati sepi di sebuah caffe kecil. Oops! Aku lupa dengan segala aktivitas yang lain. Entah, aku sulit untuk menuangkan isi hatiku. Jelasnya sih, beberapa bulan lalu itu ada yang berbeda dari semua yang kulihat. Mungkin, ini jalan takdirku kali gyus... Mencintai atau mengagumi ia si cowok yang tak pernah lepas berkeliaran di hatiku selama sembilan tahun kukenal. Aku tak tahu mengapa hatiku selalu berseru memanggilnya, menginginkannya, tetapi semua yang terlihat di mata ku itu sangat manis untuk tak terlupakan. Sedalam itukah rasa hingga lupa rasanya patah hati? Mengapa dan Kenapa serta Bagaimana bisa.
Sembilan tahun yang lalu, masih setia berteman dengan sepinya cowok yang sama. Cowok yang kutemui di masa putih biru itu. Cuek, galak, bisa banget ciri khasnya untuk tak mengalihkan hatiku. Si cowok pemilik bibir sumbing. Bukan rahasia lagi sih hubungan hatiku dengannya! Aku tahu banyak hal tentangnya. Meskipun aku terus diam, ia selalu mencoba menepiskan rasaku yang tak baik-baik saja. Lalu mengapa harus membuatku lupa pada rasanya sakit hati? Aku sadar diri kok. Kalau memang pertemuan kita itu hanya sekadar hal biasa. Namanya juga bertemu dengan teman masa lalu ya kan? Tak ada yang terindah seperti ia yang pernah kau perjuangan pada hari bahagia dengan ikatan suci. Apa kau tahu bahwa air itu telah melumuriku? Yang kusadari saat ini, mungkin aku tidak akan pernah ada pada hatimu menjadi satu-satunya. Kau sendiri masih memikirkan sosok yang pernah kauperjuangkan. Walaupun sekarang kau bilang milikku. Dari dulu aku hanya bisa mengharapkanmu dalam diam. Aku hanya ingin kaumencintaiku dengan tulus. Namun, semua tetap tak mampu kudengar kesungguhan hatimu. Mengapa hadirkan rasa yang hanya membuat kubangan kecewa tetapi masih nyaman dengannya Tuan? Aku ingin hatinya sepenuhnya. Semua mustahil kudapatkan. Usaha meluluhkan hatinya saja pun baginya bukan hal penting. Tuan, aku cuma bisa cerita kepadamu.
Seandainya mungkin, ada yang mampu benar-benar mencintaiku, menjadikan aku ratu satu-satunya digantinya, mengerti apa isi hatiku sepenuhnya, aku sangat bersyukur banget. Anganku, di malam menjelang ulang tahunku sih tepatnya. Ah, aku memang kebanyakan mimpi! Tuan, aku lelah! Aku cukup lelah! Aku ingin istirahat Tuan pada kesendirianku. Adakah keajaiban yang bisa mengubah teman sepiku ini?!? Hmm....
Kemampuanku hanya memendamkan rasa tentangnya. Ia yang tak akan pernah bisa menjadikan aku ratu dihatinya satu-satunya. Oops! Kupikir sih... Eh, kurasa bahwa aku ialah arsip buatnya. Selingan penghapus rasa bosannya juga seperti pesan-pesanku yang selalu ia tenggelamkan dengan cara diarsipkan. Kemudian barulah ia sibuk dengan yang lainnya. Buktinya, hal kecil saat telepon atau video call pun aja aku selalu di selingi dengan ia membalas pesan dari yang lainnya. Kalau pun memang ia untukku, ia akan selalu menghargai atau memahami hatiku tanpa harus kukatakan berkali-kali. Sayang, bertahanku pada kesalahan yang tak seharusnya kuambil. Kesalahanku ialah menunggu ia yang ternyata tak sama sekali menungguku. Meskipun ia ada bersamaku. Itulah cinta pengarsipan yang tertikam tajam. Tuan, salahkah bila aku sering bermimpi BAHAGIA bersama orang yang tercinta? Aku sadar diri kok! Tenang, semua rasa mencintaimu memang sangat sakit sejak dulu. Bodohnya aku selalu percaya dengan apa yang kaumau hingga aku membiarkan hatiku sendiri yang terluka tanpa memikirkan kondisi sejauh apa. Cintaku sangat tulus bukan? Ya, risiko sih, ia mungkin tak akan bisa didapatkan sesuai dengan harapanku. Andaikan, ia yang akan memberi warna bahagia di hari bahagia tambah usiaku untuk menggandengku memasuki lorong-lorong hatinya hingga menemui persinggahan sejati. Huh, semua belum terlihat jelas juga. Akan tetapi, hati kecil berkata seperti yang kuceritakan semua padamu itu. Tuan, kau yang tak pernah menggerutu mendengarkan keluh kesahku di malam yang sama. Thanks you.