Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

26 July 2015

Penawar Patah Hatiku

Aku rindu dengan caramu menjelaskan sesuatu apapun itu. Aku rindu ketika tengah malam kau meneleponku selama seribu tujuh ratus dua belas kali tak pernah kuangkat. Dan kau masih melakukan hal yang membuatku semakin kesal dan ingin memeluk masa lalu kembali.

Aku mencintaimu mungkin tidak dengan hal kesempurnaan yang kau inginkan. Aku adalah hal itu yang bisa kaubaca dari mataku, mata yang tujuh tahun lalu menatapmu dan menemanimu selama setengah bulan menjelang gerbang perjuangan dan perpisahan kita. Saat itu, aku masih berumur tujuh belas tahun kurang tiga bulan. Apakah kau tidak pernah tahu, di mata gadis seusiaku, kau adalah pria sempurna selayaknya seperti seorang pangeran soleh yang selalu hadir dalam kehidupanku. Sering kali aku bertanya hal bodoh ini kepada Tuhan bahkan aku sering kali menyalahkan Tuhan dengan tragedi perjumpaan tragis kita ini.

Lihatlah kacamatamu, wahai seorang pria yang selalu kuagungkan di depan seluruh teman-temanku. Lensa yang kau pakai tidak terlalu tebal dengan frame berwarna hitam dan ia melekat tampak manis, berperan sesuai dengan karakter kewibawaan dan kepandaianmu. Pada akhirnya aku terlalu sibuk mengharapkanmu hingga kusiapkan hatiku untuk terluka berkali-kali.

Aku mencintaimu dan rasanya tujuh tahun menunggumu sudah sangat cukup lama bagiku. Pangeran soleh, aku mohon kepadamu. Lihatlah gadis polos ini, gadis yang diam-diam mengagumimu berdiri tepat di depan cermin kesayanganmu, melambaikan tangan dan tersenyum untukmu setiap saat. Gadis polos ini sangat rela mencintaimu meskipun mungkin kau hanya hidup dalam angan. Seberapa seringnya kau bertanya kepadaku meskipun kau tak pernah mengatakannya secara terus terang tentang apakah patah hatiku sudah tak lagi parah? Ayo, aahkanlah pandanganmu padaku, aku tahu wahai pangeran solehku, apa isi hatimu. Aku ini hanyalah penghapus yang merindukan tulisan teduh sepertimu, tapi izinkan aku menjadi pena yang selalu siap menemani penghapus untuk obat penawar patah hatiku yaitu biarkan aku menulis segalanya tentang kamu.