Entah,
harus darimana aku memulainya. Risauku terus menghampiriku yang tiada hentinya
dapatku hindari. Sudah cukup lama aku melupakanmu dari segala pelbagai peristiwa
tentangmu. Sungguh bangga hati ini ketika kita berjalan sendiri – sendiri.
Awalnya manis dan kurasa itu cukup manis untukku. Ketika sosokmu telah benar –
benar menghilang, kini hadir seorang yang sungguh teramat mirip dengan sosokmu
sama persis sikap dan kelahiranmu. Otakku kembali ku putar, merenungkan semua
peristiwa. Semua berjalan terasa manis sungguh manis. Ku pikir aku siap membuka
hatiku padanya. Dan ku pikir ia tak sama denganmu. Namun, kenyataan itu
bertolak belakang.
Perjuanganku
masih terus berangsur – angsur, segalanya memang tak mudah dan begitu saja terabaikan.
Dan semua itu adalah proses panjangku yang harus melibatkan hati kecilku yang
tercabik – cabik tanpa luka berdarah. Sebenarnya ini tak mudah bagiku untuk aku
lakukan. Namun, apa dayaku untuk memperjuangkan ini semua? Kau begitu mudahnya
pergi meninggalkan hasrat yang makin mendalam. Disaat hasrat itu tumbuh menjadi
bagian yang terpenting dengan mudahnya kamu buang begitu saja. Kamu bagian
terkecil dan terpenting dari peristiwa ini. Hampir setiap hari sosokmu dapat ku
temui, itu sangat sakit untukku. Kamu sungguh berbeda dan tak lagi sama seperti
dahulu kala.
Dari
hari ke hari aku harus melihat sosokmu di tempat ini. Mungkin, kamu tidak
menghiraukan aku dari sudut pandangmu. Apa kamu bangga bisa membuat perubahan –
perubahan yang begitu manis untukku? Kamu mungkin tak akan pernah mengenal dan
menganggapku pernah mengisi hari – harimu. Tersenyum dalam luka itu sungguh
merupakan tantangan terhebatku. Mungkin, aku berjuang sendiri selama setahun
denganmu? Kamu pun masih merasa have fun sampai hari ini. Salahkah aku masih
menyimpan perasaan itu? Walau aku tahu, dirimu dan diriku tak akan mungkin
bersatu.
Ragaku
yang begitu rapuh melihatmu bersama dengan yang lain. Aku tahu ragaku tak
sekuat ragamu. KENAPA KITA HARUS DIPERTEMUKAN ? Walau akhirnya rasa sakit dan
cinta itu harus kembali hadir. Disaat semua sudah memiliki kehidupan sendiri –
sendiri. Kamu berbeda dari yang lain, sosokmu sederhana sekali, sungguh sulit
mempelajari sosokmu tapi kenapa kamu memberikan misteri – misteri termanis
sepanjang hari – hariku ? Kenapa kamu selalu membuat hatiku semakin tak ingin
melepaskanmu ? Ataukah aku yang terlalu berharap kepadamu?
Setiap
dentang – dentang dinginnya malam, selalu terlintas wajahmu yang begitu tampan
seperti artistokrat. Padahal parasmu itu tidak setampan Kevin Apprilio, dan
kamu itu bukan gambaran seniman lukisan kelas atas. Sadarkah kamu? Aku jalani
semua penuh dengan pertanyaan tentangmu. Pertanyaan yang begitu banyak
menyiksaku. Sadisnya kau menelantarkan diriku. Perasaanku memang sedalam ini,
apakah kau mengerti dan mengetahuinya? TIDAK !! KAMU TIDAK AKAN MENGERTI
PERASAANKU SAMPAI SAAT INI. KAMU HANYA MEMIKIRKAN “DIA” YANG SUDAH MELEKAT
DIHATIMU. AKU TIDAK PERNAH SPECIAL DIMATAMU. AKU INI SAMPAH YANG HARUS DIBUANG
DARI HADAPANMU.
Sungguh
MENYAKITKAN, keberadaanku pun sama sekali tak kamu akui. Rasa special yang dulu
kamu ciptakan denganku pun kamu buang ke tengah pantai. Byurrrr! Hahahahaha.
Nampaknya semua usahaku tak ada artinya dimatamu. Seringkali kamu memandang
sebelah matamu saja. Sosokmu
hadir ditengah – tengah malam launching novel perdanaku. Dimana waktu yang
tepat dan special itu seharusnya untukku lebih terasa indah.
Di sini benar –
benar kutemukan peristiwa yang sangat aneh. Kamu hadir dan mengendalikan segala
sudut pandangku. Kamu tersenyum dengan sesuka hatimu. Aku tak akan terjerat
lagi dalam permainan hasratmu. Sudah cukup bagiku peristiwa ini, pesan singkat
yang kamu kirimkan itu hanyalah isyaratmu untuk mengelabuhi aku. Ya ya ya, aku
mengerti kamu sudah dengannya. Namun, senyumanku, kekagumanku, sapaku, dan
hasrat ini masih teruntukmu. Aku dan kamu tersenyum di suatu sudut penjuru
tertentu, sederhana sekali semua kemasan ini. Terabaikan dan selalu terabaikan
perasaan yang begitu mendalam dan mungkin, ini rasa rinduku yang tersebar dalam
hasratku dan rasa suka padamu yang tak akan pernah mati.