Menatari menunjukkan afsunnya
Mengebat erat – erat mawar merahku
Setelah abdas,
Masuklah ke dalam langgar
Dari bibir setengah terbuka,
Dia berkelana ke dalam dada
Dimainkannya jari – jemari
Hendaklah dirapatkan berpasangan
Dengan mata terpejam
Terbanglah...
Aksara – aksara dari
bibir manis
Kian memanah raga ini
Dengan sayup – sayup sepi
Berpendarlah percikan
air
Membasuh keresahan jiwa
Begitu dahsyat
Api perjuangan kian membara
Debar jantung yang begitu hebat
Tersebar menjalar di dalam dada
Meneliti mantra demi mantra
Agar tepat memanah arah
Tidaklah sia - sia
Detik – detik perjuangan
Dibalut kemelut api kekhawatiran
Namun...
Lentera itu menyalakan
terang
Hingga menjelma sebuah
ketenangan
Aku kira, asaku kalah
dalam perang
Sungai kehidupan
mengalir deras
Dan restu ibu, bapaku
menyertai jalanku
Masa – masa kritis
terlewati
Inilah perjalanan doaku