Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

19 December 2017

MENCINTAIMU SESAKIT INI, MAS #6

Empat ribu tiga ratus dua puluh menit. Wow, bayangkan sekian banyak menit yang tersisakan. Tepat di ujung netra bola mataku hanya terlintas sekujur tubuhmu, yang seakan berlalu tanpa adanya aku. Getar jiwa ini tak terarah, meskipun disimpan perasaan yang lain.
Entah mas, aku merasa ada yang hilang benar-benar mungkin tak akan dapat kupeluk kembalimu. Ya, aku memang belum siap untuk belajar sembunyi darimu. Walaupun kita sepakat, semakin hari rasa sayangmu itu tak pernah henti mengembara. Semenit saja tak mengizinkanku lengah!
Mas sayang tomat merahku, hujan di ujung netra bola mataku meruah dan juga membasahi semua jalanku. Semua tiba-tiba seakan telah terencana sedemikian rupa sehingga membuatku menahan pilu.
Seandainya semua rasa itu mampu menyejukan bukan menjemui gundah, apakah mungkin rasa akan tetap sama pada kadar terbaiknya? Mas sayang tomat merahku, ada rasa di dalam hatiku yang tak bisa kujelaskan.
Tapi rasanya aku itu.... Ah, sudahlah! Mungkin aku terlalu sangat berharap. Jujur semua itu berawal dari rasa sayang yang begitu singkat kau berikan tetapi kau sendiri juga tak mau menyudahinya.
Mas sayang tomat merahku, benar sih apa yang kau katakan itu. Tanpa kujelaskan saja, kau memahami kemauan dari isi hatiku. Hmm...
Setiap kali perasaan gemasku padamu, kini menjadi cair berujung pada kenyamanan. Tiga hari lamanya tanpamu, tanpa ocehan khasmu itu, aku sehampa tak memiliki oksigen. Mas sayang tomat merahku, mengapa kau buat semakin deras pada sungai kalbuku?
Seandainya Tuhan mengizinkan kita melepas sendu, aku ingin memelukmu sekali saja pada dunia atas namakan cinta. Kenyataannya, mas sayang tomat merahku lebih memilih berpendar. Mas sayang tomat merahku, apakah kau benar-benar tulus mencintaiku hingga kini aku sehancur ini? Kenapa masih silent people terus? Padahal kau telah paham betul isi hatiku.
Oops! Atau inikah caramu untuk memendamkan rasa sakit itu? Hello... Mas sayang tomat merahku, kita memang sama-sama seterluka ini.
Mas, aku hanya ingin bilang bahwa aku takut kehilanganmu. Tetapi aku tak tahu apa artinya itu mas? Aku sendiri berusaha mencari jawabannya. Tetaplah zonk!!!
Mas sayang tomat merahku, terkadang aku masih tak percaya dengan kisah kita ini. Begitu cepat mengaduk-aduk hingga berantakan. Lalu pergi gitu saja saat sedang cinta-cintanya. Mengapa? Apa kau bahagia dengan cara seperti itu mas sayang tomat merahku?
Paragraf romantis tak mampu melegakan gundah jiwaku. Bahkan terkadang aku sempat berpikir untuk menghapus semua jejakmu. Tapi ternyata justru aku semakin menjadi rumit diatas rasa sayangmu itu. Rasa sayang yang selalu kau berikan tanpa isyarat meminta dan kesadaran otak. Telah memenuhi ruang segala kalbuku dan bermakna megah di setiap acara memori kalbuku.
Mas sayang tomat merahku, jujur saat ini aku hanya inginkan kamu, menemani setiap aktivitasku. Aku rindu rasanya dimanjakan sama kamu. Aku rindu semua hal sesederhana itu mas. Apakah kau juga sama? Ah, bungkamku itu karena kamu mas! Maaf, bila air mataku masih belum kering.

17 December 2017

TIGA MENIT PELEDAK KALBUKU BERDESING

Gemericik sendu semakin deras menyejukkan kalbuku. Sekelumit seruan hatimu itu lewat sebait melodi yang terkemas amat sangat unik menggema di gendang telingaku mampu menghilangkan senyum yang telah layu.
Seketika perjumpaan tanpa adanya suatu tatap pesona hanya sebatas refleksi sinar istimewa berganda semu dipikiranku. Betapa hebohnya peledak kagumku ini? Duh, andai kau tahu isi hatiku yang susah kau tebak itu.
Bila saat ini aku sedang merindu diantara dilema dan kenyamanan. Tentu saja kau tahu siapa yang masih menjadi topikku ini. Lalu? Sajakmu itu sangat simple nan berimbang. Aduh!
Sehening atom H2R dan H2C terbahasakan pada sejumput aksara kacauku ini. Jujur hatiku masih menebak-nebak untuk memahami hatimu yang mendadak mengefly pusat imajinasi kalbuku. Oh, benarkah atau tingkah kekonyolan saja?
Ada sesuatu yang sulit dijelaskan juga mas, kak. Sayang dibilang sayang ya wajar saja. Tetapi ini itu... Ah!? Kok susah untuk kujelaskan dan kukatakan. Sungguh, isyarat yang bisa kusampaikan. Sayangnya, kamu belum memahami panggilan jiwa alami itu. Hmm...
Wes lah yo mas, kak. Aku ki sakiki bisa wae GLBB. Galau Layar Berat Bermimpi. Wes lah, tenan aku tak mau merumitkan. Cukup wes, easy going wae. Okokokok.

16 December 2017

MENCINTAIMU SEGEMPA INI

Ketika semuanya melebur beda. Melebarkan sayap yang kering kerontang. Bahkan memanggil makhluk-makhluk noctural penasihat rasa. Jujur, aku tak tahu apa ini rasa yang sedang melilitku. Seraya bumi yang kulihat itu kelabu menjingga.
Dari bilik diam mendiami kawah pustaka pengembara sajak hingga ke tepian meninggalkan sebatang jejas. Sungguh, ngilu di ujung bola netraku. Tak sekadar gaduhnya aksara. Ada yang menggempa ketika tak terjawab.
Entahlah! Aku pusing diapit dua kerumitan pemanah ini. Semakin bergelayut menyibak membelokkan pusat gempa. Tak tertahan meluapkan keresahan hal seperti biasanya.
Sederhana nan singkat tetapi pasti. Apakah kau benar-benar memahami isi hatiku mas? Nyatanya saja, kau melebur beda seakan lusuh mengabur di terpa angin topan yang mengibaskan akar-akar asa semata.
Terkadang seruanku mungkin terabaikan atau sengaja untuk tak menyinggung. Mas kenapa kau buat setiap tikungan pasti ada? Aku tak mampu berkata banyak hal tentangmu.
Yang aku tahu kau sangat manis dalam berbagai rangkaian peristiwa. Sepatah-patahnya cawan di kalbuku, tetap masih ada yang tersisa untukmu mas sayang merah tomatku.
Andai tetesan penaku tak sekelam ini. Gempa dihatiku tak menggaduh ricuh. Tolong turunkan skala 41 gempa dihatiku mas sayang tomat merahku?
I feel so very bad 'cause you will be a different. To be honest, I want to sadday and then you always immortal there in a brainly. Please, you know that I'm afraid?

Untukmu mas sayang merah tomatku yang paling manis dalam rangkaian peristiwa apa saja. Mas sayang merah tomatku, aku....


Stop ah! Pelajari hatiku mas, plis? I'm request for you from my love.

13 December 2017

MASIHKU MENCINTAIMU SESAKIT INI #5

Sekitaran senja di balut malam yang menggenangi kelopak sayu ini. Mengaduk basah menyisakan sepercik kenangan. Mudah saja bila rintikmu datang kembali tawarkan dalam pilu yang kusandarkan sejenak. Reaksi pemuaian rasa itupun tak surut menggencar. Lalu mencubit sedikit lentik ruang imajinasiku. Tahu kah kau yang masih kugantungkan pada secuil asaku? Kini semua belum berubah total. Hebatnya sih masih tentangmu, mas sayang tomat merahku.
Di bilik mengintip lirik sayup merdu menderu pengelana sang pemahat aksara. Serasa aku itu sangat bermakna hingga kau selalu perbincangkan dengan para kesayanganmu. Tetapi kau juga selalu terbangkanku pada bagan tiada keseimbangan. Aku suka gayamu berdiskusi semacam itu mas sayang tomat merahku. Semua yang terlihat abstrak terkadang mampu menghipnotis kagumku lho... Maaf, anehku ini menjalar ke segala penjuru, mungkin juga terkemas sederhana namun hiperbola. Dramatis atau melankolis? Ah, apa sajalah itu tak akan merubah rasaku saat ini mas!
Dear mas sayang merah tomatku yang sepuluh tahun lalu kutemui. Rasanya ada bumbu baru yang kauracikan untukku. Sehening kala ini, aku mencoba kembali untuk menata bongkahan puing-puing asaku yang konstan sedikit kelam. Ternyata, aku memiliki banyak PR yang belum kukerjakan, yaitu mencoba untuk tak terhanyut pada memori usangmu. Aduh, memori otakku menjadi penuh denganmu, mas sayang merah tomatku!? Seketika itu, kau bersinggah ya? Hmm...
Ada satu hal sih yang belum kuceritakan padamu. Biarlah tersimpan dahulu ya mas sayang tomat merahku!?! Tepat di senja balutan malam hampir tenggelam ini, tetiba aku merasa candu untuk meneteskan penaku. Sebab, kosong satu tak bermanja itu mulai muncul. Setelah mas R yang selalu memanjakan bunga tidurku, kini kau mulai tampak di deretan taman yang telah kuhiasi sekuntum bunga tidurku yang sangat manis itu.
Seandainya raga bisa semanis rasa menelan kerumitan. Mungkin aku tak mendamba sendiri seperti ini. Ah, mas sayang tomat merahku persis kau curi semua mantra syahduku. Eh, mas sayang tomat merahku penginspirasi hatiku yang kelabu, aku mulai terbiasa menikmati kisah terselip adanya rasa sesaat. Jujur, untuk pertama kalinya kisah antara kita yang seperti ini telah ada dan hanya membisu sekejap tanpa menyusun.
Wow, sudahlah! Membeku di sini saja dan menuangkan seadanya tanpa embel-embel lain. Please, jangan pudarkan semuanya menjadi sampah mas sayang tomat merahku si hitam manis setelah mas R, tetap ada bersamaku berjalan diatas sakitnya rasa. Cukup sekian diksiku menutup keheningan senja dibalutan malam.

MENCINTAIMU SESAKIT INI MAS #4


12 December 2017

MENCINTAIMU MASIH SESAKIT INI #3

Baru sekitar tujuh puluh dua menit kita habiskan waktu bersama. Seketika itu kau pergi di saat sedang musim ini semakin bersemi. Mungkin akan segera layu kembali. Tahu kah kau mas sayang? Jejakmu perlahan memudar hingga tak lagi terlihat si tomat merahku di kala pagi. Semua meluntur, seakan-akan ingin menghilangkan bukan hilang tak sengaja.
Aku tak tahu selanjutnya dengan keadaan hatimu. Apakah hatimu seterluka bunga kalbuku ini? Mas sayang, mengapa kau begitu ajaib mengubah setangkai harapan yang hampirku lenyapkan tetapi kau cemat kembali menjadi basah mewangi? Sungguh, aku masih menebak-nebak semua cerita itu. Entah, semuanya masih terlihat sama seperti dulu atau benarkah ini cinta yang tak layak untuk diperjuangkan? Aku pun tak tahu mas.
Di otakku saat ini hanyalah lukisan sejulur benang merah. Lalu berpendar tanpa arah tujuan yang tak jelas. Mas sayang, senyeri ini rasanya taburan bau basah mewangi di bunga kalbuku. Jujur mas, aku masih tak percaya dengan kisah kita ini.
Semuanya rumit tetapi easy going. Aduh, mas sayang plis! Jangan silent people dong! Cinta lama yang terpendam di antara kita, rupanya memuncak hebat ya mas? Hingga aku hampir lupa untuk menikmati rasa sakitnya patah hati sepatah-patahnya.
Mas sayang, setelah kepergianmu yang berbeda itu. Boleh kah aku meminta tomat merahku tiap pagi kembali? Tolong jangan bawa kabur semangat hariku mengekspresikan segala ruang inspirasi liarku! Mas sayang, aku ingin semuanya baik-baik saja seperti saat pertama kita jumpa di lingkungan sederhana sekitar sepuluh tahunan lalu.
Untukmu mas sayang tomat merahku berkulit hitam manis yang sedari tadi mencuri gelisahku. Tolong kembalikan bunga kalbuku yang kau manjakan terlalu lama! Mas sayang, aku punya sesuatu lho! Tetapi aku gak tahu apakah kau menyukai dan bisa sampai kepadamu? Huft...
Semua itu ya karena waktu sih. Aku dan kamu sejalan dengan sibuknya prioritas hidup. Hihihii. Cukup sekian dulu ya mas sayang tomat merahku. Oops! Kira-kira ada gak sih julukan sayang untukku darimu mas sayang? Keppo nih... Wkwkwk.

Selamat tersenyum bercampur menikmati eksperimen rasa hati mas sayang!

09 December 2017

MENCINTAIMU SESAKIT INI #2

Hai, penghuni baru kalbuku. Selamat musim apa saja untukmu di sana. Mas sayang... Oops! Kau mampu membuat hariku hadirkan ruang nyaman yang tak mampu kugariskan untuk berhenti. Rasanya, aku seperti mengenalmu lebih lama hingga menjalar akar keseriusan tetapi nyentrik nan misterius. Huft...
Mas sayang, aku paham betul tentang arti rasa mas. Entah, aku tidak mengetahui gaya macam apa yang terjadi pada kompleksnya konflik kisah kita. Aneh sih, tiba-tiba datang memintaku untuk terikat dalam satu tujuan hidup yang sama. Nyatanya, kita hanya dipertemukan dalam ruang lingkup sederhana. Itupun sekitar sepuluh tahunan yang lalu. Unik bukan? Hmm...
Mas sayang, seandainya kau lebih memahami rasaku. Mungkin kau akan tahu seberapa dalam arti hubungan itu yang selalu kusinggungkan pada topik pembahasan kita yang easy going itu. Mungkin aku bisa mengikhlaskanmu tetapi tidak untuk saat ini. Karena aku masih menyimpan banyak hal yang ingin kutanyakan dan kuutarakan padamu mas sayang. Maaf bila aku menjadi resah tak bernada.
Rasa sayang boleh dimanjakan mas. Rasa cinta boleh untuk tidak diperjuangkan. Akan tetapi, tergantung pada dasar atas nama ketulusan mas. Dan itu belum ada padamu. Maaf bila aku merasa mundur. Yang kuinginkan adalah kita saling berjuang bersama bukan menjadi bidang miring. Mas sayang, aku tak mau banyak hal untuk menuntut ini itu. Aku ingin kau selalu menyayangiku lebih dari sekadar rasa tertarik. Meskipun aku paham hati kita satu dengan problematika yang sama. Percayalah! Kau orang kedua yang membuatku menangis tetapi kau orang pertama yang membuatku menjadi sosok wanita paling istimewa, mas.
“Tomat Merah,” ujarku pada chattingan kita. Oh ya, julukan untukmu itu karena kau setiap pagi memberiku emotion dua pipi merah tersenyum sih. Mas sayang, terima kasih atas semua rasa dan perjuanganmu untukku. Jujur, aku sangat bahagia dan sebaper ini. Mas sayang, mungkin banyak hal yang kau pertanyakan. Maaf bila aku tak mampu mengatakan satu per satu. Alasannya simple, aku mau kau tahu sendiri mas.
Mas sayang, seandainya waktu bisa kuputar mas. Rasa yang sekian beberapa hari ini sesungguhnya telah lama menggerogoti dunia kalbuku mas. Sejak kejadian tatap senyummu di ruang OSIS terakhir kali membahas topik album kenangan SMP. Namun, perlahan mampu kuredamkan untuk tak menyemburat lebih panas lagi. Ternyata, dari sekian lamanya waktu tak terduga itu mas, kini kumenemukan semua jawaban tersebut. Ah, sudahlah mas sayang! Cukup.
Pasrah aku untuk ke depan hubungan kita yang rumit, easy going ini. Mas sayang, satu hal lagi sih yang ingin kuabadikan pada racikan diksiku ini. Aku ingin tahu jika kau benar-benar memperjuangkanku sampai titik jenuh, apa pun resikonya akan kulakukan mas. Tapi sayang, semua tidak mengizinkan menjadi kita.
Terima kasih mas sayang tomat merahku. Jangan baper plis! Kumohon jangan tinggalkan kontak setelah kita tak benar satu. Pesanku sih tetap bahagia bersamaku dalam perasaan konstan mas. MINES; dua nama dua hati saling menghargai cinta itu adalah kita.

Untukmu mas sayang si pemilik zodiak cancer berkulit hitam manis pecinta futsal atau club Real Madrid.

21 October 2017

PEMUKUL KALBU TERBAIK

Hai, penjaga surga kalbuku. Sedang apa kah kau di sana? Di tempat barumu bersama Bapaku, apa kau bahagia menikmati senja di malam minggu ini? Oh ya, rasanya aku ingin berlari mengejarmu seperti ombak pantai yang menggulung kenangan kita sepuluh tahun lalu. Emm, seandainya mesin time travelling itu benar nyata ya? Pasti keseruan kita tak akan berakhir.
Oops! Kau tahu, hobi baruku yaitu mengabadikanmu dalam setiap alunan musik penaku berdiksi lho! Hehehe. Mas bermata sipit yang tak pernah lenyap dari biji mataku. Senyuman yang khas sepuluh tahun lalu nyaris meruah seluruh tarik simpatiku. “Duh, dek! Potong rambut kependekan.” Begitulah tulismu pada timeline akun line milikmu. Lucu sih buatku.
Sepuluh tahun kita sejajar melangkahkan sayap untuk mengitari dunia luas. Mudah saja kau jatuhkan aku pada ketinggian yang tak pernah kubayangkan. Kala itu kita masih sebatas bocah yang sedang bereksperimen tanpa beban menikmati rasa. Kini dua puluh lima tahun genap usiamu tersisa hanya untuk sepotong kenangan purba.
Aku tak tahu lagi, bagaimana caraku mengutarakan suara kekata hatiku yang kian mendesing hebat. Menggebu-gebu seakan yang kubahas rindu itu tak pernah padam. Mas bermata sipit yang kalem, jejak pada kain merah berbentuk itu selalu kupakai lho! Mungkin, aku tak banyak meninggalkan bukti adanya pernah menjadi kita. Karena aku takut terluka terlalu dalam dan betadine tak mampu menutup luka di ulu hatiku ini.
Mas bermata sipit pemukul alunan musik sepuluh tahun lalu. Semoga kau di sana, di tempat bersama Bapaku tetap sebahagia lukisan senja purba. Sederhana cara kita saling berbagi kasih. Jujur mas, aku hanya mau menegaskan tentang seribu alasan yang belum sempat kuutarakan, “mengapa aku pergi meninggalkanmu? Mengapa aku tak mau berfoto berdua denganmu? Bahkan mengapa aku tak mau menjadi seperti yang kau minta?” itu semua karena aku takut jatuh pada kedalaman yang sangat dalam kategori asmaraku.
Eh, mas penjaga surga kalbuku. Aku teringat sesuatu lho! Jika jauh sebelum kepergianmu yang abadi, kau berhasil mencuri pintu masuk pada mimpiku berulang kali. Semingguan ini kau kembali hadirkan senyum pada ranum bibirku yang hampir hilang itu. Bahkan tak pernah kulewati hari yang indah pada mimpiku, Mas.
Seandainya saja, kau seperti sinetron DIA yang sedang kutonton tiap malam untuk mengobati rasa jenuhku. Sungguh, aku tak tahu status kisah kita itu seperti apa sih?! Namun, sejauh ini aku masih menyimpan berkas kenangan purba yang pernah kita ciptakan bersama. Ya, walaupun terbilang sedikit gagal sih... Itu semua ada gadis si hitam manis itu, mas.
Rasanya aku tak akan pernah kembali pada tempat awal kita berdiskusi. Itu pasti, Mas. Bukan kode atau pun harapan palsu lho! Lapangan basket dekat rumah suci hijau itu. Yang ada pohon mangganya dan tempat jemuran. Hihihiii. Saat itu sangat meriah menyalakan api perjuangan generasi penerus bangsa. Nuansa agustusan yang berkesan ya, Mas?! Titik dua D. Jalan santai hingga ke tempat yang pernah kita telusuri hanya untuk menghabiskan bensin dan waktu bercanda membahas indahnya materi-materi soal ujian nasional matematika. Wajar sih, aku belajar mati-matian mencintaimu. Wkwkwk.
Ah, sudahlah mas pemukul drum pada pemakaman alunan musik kalbuku! Berbahagialah di sana bersama Bapaku. Selamat pagi mas bermata sipit dengan tinggi seratus delapan puluh dua centimeter, bermotor supra X hitam. Aku pamit mengakhiri canda pada sejumput aksaraku ini.

Mas bermata sipit Selasa Kliwon, yang tak pernah mati pada ingatan dan seluruh semesta kalbuku.

30 August 2017

BAGIAN TERMANISKU

Hai, pahlawan kalbuku! Seminggu genap ya, kepergianmu? Tak terasa cerita kita telah dibingkai olehmu terlebih dahulu. Oke. Aku tak mau basa-basi. Sekitar sepuluh tahun yang lalu, aku masih ingat lho waktu kita sering menghabiskan penat bersama. Bahkan, sebelum TUC UN SMP itu, kau sempat membuat cerita kita itu benar-benar nyata. Sayang, aku masih terbilang lugu di depanmu.
“Dik, maafkan aku yo? Aku gak bisa nepati janji ke kamu,” ujarmu lembut banget di depanku sambil menatap senyum yang kututupi dengan rambutku. Tahukah kau, aku merasa menjadi wanita paling bahagia hingga kini. Sebelum kepergianmu yang benar-benar itu, kau sempat datang dalam mimpiku beberapa minggu terakhir. Meskipun kau tahu alasanku (mungkin) yang tak mampu kuucapkan secara live. Ah, sudahlah!
“Dik, aku sayang banget sama kamu!” celotehmu tiba-tiba setelah kita menyudahi rindu. Saat itu, aku hanya mampu terdiam dan mencoba menyimpan rasa bahagiaku. Uniknya mas, kau selalu mengetahui hal apa yang kusuka dan tidak kusuka. Aku sempat berpikir untuk mengakhiri segalanya denganmu. Namun, seolah-olah Tuhan tak mau menjauhkan hatiku padamu. Karena aku terlalu benar-benar mencintaimu.
Nyatanya, aku lebih memilih untuk pergi darimu (dulu hingga kini). Tapi tetap santai, kita gak lost kontak sungguhan kok? Hehe. Ya, kita masih bisa bercakap walaupun tidak face to face. Selasa menjelang subuh, sesungguhnya aku ingin bercakap denganmu untuk yang terakhir sebelum kau pergi meninggalkanku ke tempat barumu. Mau gimana lagi, aku telah melepasmu pergi. Jauh sebelum kau memastikan.
Terima kasih ya mas, kau tidak melupakanku dan kau masih menyayangiku. Meski kutahu kau telah mencintai malaikatmu yang selalu bercerita denganku dan menyusun rencana kecil untuk kejutanmu. Dari situlah mas, aku mulai yakin bahwa kau akan bahagia bersamanya dan bukan denganku. Dua kali kita jalan bareng. Hari minggu juga lho, mengitari alun-alun yang berdekatan dengan ruang sejuk, di mana tujuan kita. Hihihii. Lucu bukan cerita kita yang singkat itu? Diam-diam juga kita pergi untuk jalan-jalan. Eh, malah gak tahunya ketemu dengan teman kita ya, si gadis hitam manis yang selalu keppo hingga kau mulai meragukanku karena kau lebih percaya dengannya daripada aku. Kecewa atau sedih sih, hal yang biasa untukku. Tenang kok, aku masih mengingat semua gesturmu berucap, menghiburku, membangkitkan rasa terbangku. Oops!
“Aku suka dik! Kenapa kau pergi ninggalin aku? Kapan pulang? Aku punya sesuatu lho,” ujarnya terakhir kalinya di tahun baru, Januari 2016. Aku pun terdiam dan kemudian mengembalikan topik perbincangan kita, yaitu laptop bodol. Namun, kau tak henti-hentinya membahas kita yang dulu.
“Dik, mengapa kau tak mau berfoto denganku? Mengapa kau tak menjawab pernyataan cintaku? Aku ingin dik, sehari saja kita resmi menjalani status berpacaran kalau gitu,” tanyanya sambil memejamkan mata via video call. Ketika itu hp kita sudah 3G. Hp nokia sih yang jadul itu hihihii.
Senyum yang lagi-lagi kusembunyikan membuatmu kesal ya, mas? Maafkan aku yang belum sempat menjelaskan misteri-misteri di dalam kisah kita. Hmm, aku bukan mantan kan ya? Wkwkwkwk. Oh ya mas, kau masih yang termanis di dalam hatiku. Walaupun kita sudah berakhir cukup lama. Tapi aku suka gaya rindumu mengekspresikan lewat unfollow dan follow di akun instagram. Sekarang aku hanya bisa ada yang mengkonfirmasi follow-anku. Karena kau telah benar pergi dari napasku.
Tuhan, tolong sampaikan apa yang kuceritakan ini untuk pahlawan kalbuku yang telah kau panggil untuk menemaniMu! Tolong jaga dia untukku, Tuhan. Karena selama sepuluh tahunan ini, dia telah menjagaku dari orang sekitar yang tak menyukai hal apa yang kuprioritaskan. Tuhan, terima kasih engkau telah membuatku merelakan dia jauh sebelum-sebelumnya. Semoga bahagia di sana ya, pahlawan kalbuku! Aku sangat mencintaimu dan menyayangimu dalam bahasa sastraku ini.
Kenangan tak akan pudar meski tertimbun puluhan tahun. Tetapi ia akan abadi dan tak akan pernah terlihat pergi sedetikpun.
Untukmu, mas yang bermata sipit di ujung kompleks rumahku dulu.
Yogyakarta, 30 Agustus 2017