Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

20 February 2018

SENERAKA INI MENCINTAIMU

Empat puluh delapan jam rasanya seneraka ini. Setiap jatuh diksi manis terangkai di telinga mampu mematahkan hati yang patah sekejap menjadi melodi. Semua kupikir itu adalah pasti. Ternyata, masih ada rindu yang lain pada kalbuku. Entahlah! Aku merasa berkabut pada jelaga kesunyian ini. Karena ada rindu yang terbilang lain di atas impian semataku. Namun konflik berkaldu terlalu tak senge-slow ranting-ranting asa di pohon rindang yang berteduh itu.
Banyak lika-liku terjadi perlahan menahan derasnya penggusuran hujan di tanah dahaga. Aku ingin meronta melepaskan semua cabik pada organ yang terselimut ini. Sungguh, aku benci berada di radius seneraka ini, Tuan? Silent people dan selalu begitu menyimpan makna. Serasa sedang bermain teka-teki silang dan monopoli.
Jika memang tak mau beradu dengan jenuh, biarkanlah sejenak pergi tanpa harus sisakan sarang pencari. Ke mana aku harus pulang kali ini, Tuan? Jujur aku lelah menjamah seneraka lamanya empat puluh delapan jam ini. Kupikir tak ada rindu yang lain sedang berseteru mengaduk hingga ke saraf otak. Kini semua ingin kusandarkan tapi berkali ada bekal alasan yang mengikat. Entahlah!
Tuan, mengapa kau ciptakan lorong sepanjang seneraka ini? Aku telah memahamimu. Ya, kau belum mampu meneduhkan hatiku. Meskipun telah kuingatkan dengan sebuah isyarat. Tuan, aku masih belum mampu menempatkanmu pada rasa nyaman setelah kauguyurkan hujan di neraka empat puluh delapan jam ini.
Hatiku masih menunggui rindu yang sama. Berserakan sejak mengabad tetapi sayang itu ada padamu. Tuan, aku tak tahu apakah hal itu sama dengan hatimu dan pada dirimu? Kita sama-sama tahu kisah manis kita yang terkemas sedikit pahit. Tolong, jangan luaskan pintu senereka ini padaku? Yang kuinginkan adalah santai bukan berpendar tanpa arah. Hmm...
Boleh kah aku sejenak saja melihat seberapa besar rasa cintamu padaku, Tuan? Maaf bila aku terlalu manja berbalut naik-turunnya bendera. Sebab, aku tak mau terlalu dalam jatuh pada serpihan kaca yang terlalu panas sehingga tak mampu untuk dipadamkan. Maaf Tuan, jika semua pantas kuperjuangkan akan seturut dan sekehendak denganmu. Maka aku siap untuk mengambil resiko terbesar sekalipun. Tapi entahlah untuk saat ini, aku belum menemukan jawabmu!