Kala itu..
Aku sendiri termenung
Perasaan benci
Menyelimuti kalbuku
Semakin hari mendesak
Gentar dan menyenak
Segenap samudra batinku
Kau..
Tumpahkan sebercak darah
Noda yang takkan pernah
Terkelupas lenyap seketika
Semula berawal
Dari tawar hatimu
Sungguh hebat
Kau memainkan adegan ini
Kau..
Penyemu terhandal
Seulas senyuman remang
Semu percakapan panjangmu
Merekayasa skenario hidupku
Penyemu profesional
Tidak beringsut dari bibirku
Selalu disebut - sebut
26 January 2014
07 December 2013
Objek Tersembunyi
Kau..
Patahkan sayap cintaku
Ciptakan pesona pilu
Hempaskan kalbuku
Goreskan dalam tangis
Kau..
Renggut daku dari jerami
Belah jiwa dadaku
Tancapkan panah lentera
Dihantam api temarang
Kau..
Jerat hasratku
Kian memanah raga
Merasuki denyut nadiku
Degup tersebar setiap penjuru
Kau..
Singgah sejenak
Menuai kasih
Abadi dalam sendu
Pusatkan objek tersembunyi
Kau..
Putarkan strategi
Tarik - ulur mantramu
Tepiskan jemariku
Gugurkan mimpi
Patahkan sayap cintaku
Ciptakan pesona pilu
Hempaskan kalbuku
Goreskan dalam tangis
Kau..
Renggut daku dari jerami
Belah jiwa dadaku
Tancapkan panah lentera
Dihantam api temarang
Kau..
Jerat hasratku
Kian memanah raga
Merasuki denyut nadiku
Degup tersebar setiap penjuru
Kau..
Singgah sejenak
Menuai kasih
Abadi dalam sendu
Pusatkan objek tersembunyi
Kau..
Putarkan strategi
Tarik - ulur mantramu
Tepiskan jemariku
Gugurkan mimpi
24 October 2013
Coretan Momentum Cintaku
Aku pikir, laboratorium
kimia di Universitas Negeri Jakarta ini mungkin tempat yang pantas bisa mengalihkan perhatianku untuk menetralkan hatiku dari unsur rasa
suka dan rindu yang mencapai titik jenuh tertinggi, tapi kenyataannya berbanding terbalik. Mencoba melupakan segala
tentangmu itu bagaikan sebuah melepaskan kalor leleh dalam reaksi eksoterem.
Namun, ikatan hidrogen yang begitu kuat itu tak mampu meluluhkan hatiku untuk
move on dari sosokmu. Dari bilik tirai berwarna merah muda aku terdiam
merenungkan sepenggal perasaan yang semakin menyiksa diriku.
Berkaca pada rumus
persamaan usaha itu membuatku menghargai adanya gaya tarik – menarik dan tolak –
menolak yang berbanding lurus dengan lingkungan, kemudian dikalikan dengan
kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Dimana panjang
gelombang itu selalu kamu ciptakan seolah – olah kamu tidak menganggap aku ada
di sini, sosokmu yang begitu special di ruang hampa hatiku itu semakin hari membutuhkan
suatu energi potensial yang cukup luar biasa agar cintaku tak terpengaruh
dengan adanya gaya.
Pertama kali melihat
bayangmu tepat di titik fokus lensa kedua bola mataku, berdiri tegak, nyata,
dan kamu begitu manis dengan kaca mata hitam serta jemper merah. Kau tampan
hari ini, biarlah rasa itu temukan wujudnya seperti aliran gen yang perlahan
namun pasti menuju kondisi stabil tak tergoyahkan. Kau yang begitu sempurna
dimataku mampu mengubah dunia
percintaanku menjadi lebih sederhana. Hidup memang bukan sekedar rangkaian rumus tapi bila sejuta feromon dijadikan satu, hanya kau dan aku yang akan memahami sinyalnya seperti lock and key dalam sistem enzim. Cobalah mengerti aku yang selalu menginginkan sosokmu di saat aku sedang sendiri.
percintaanku menjadi lebih sederhana. Hidup memang bukan sekedar rangkaian rumus tapi bila sejuta feromon dijadikan satu, hanya kau dan aku yang akan memahami sinyalnya seperti lock and key dalam sistem enzim. Cobalah mengerti aku yang selalu menginginkan sosokmu di saat aku sedang sendiri.
Aku sadar ini hanya
rasa suka dan rindu yang begitu dahsyatnya. Sosokmu yang selalu aku puja bahkan
setiap hari aku jadikan pokok pembicaraan panjangku dengan TUHAN. LIHATLAH, PANDANGLAH AKU !! Aku terjerat di ruang hatimu, panah
asmara yang kau tancapkan masih melekat direlung hatiku. Tanpa meminta izinpun
kamu pergi begitu saja, melepaskan aku dari jeratan yang kamu ikat, betapa
tidak mungkin aku harus belajar melepaskan kepergianmu ? Itu sungguh tak mudah
yang seperti kau bayangkan.
Teknik pemisahan itu
mulai muncul perlahan – lahan di setiap rangkaian peristiwa ini, fase gerak
yang melewati tetesan air mata memisahkan fase diam yang menjadi sebuah emas. Untuk
kamu yang selalu menghantui perasaanku, datang dan pergi begitu saja dengan
seenaknya tanpa memikirkan orang lain. Sosokmu kujadikan sebuah pelajaran hal
terfavorite ku hari ini dan selama aku masih bisa mendapatkan sinyal simpatimu.
Aku bersyukur jika kamu membaca setiap momen inersia rasa ku yang tak hingga.
Ini resultan momentum cintaku.23 October 2013
Inilah Rumus Cintamu ??
Saat kau genggam erat
kedua tanganku, hatiku tak bisa berhenti merasakan perasaan yang indah bahkan
begitu ajaib semua yang kurasakan itu. Selalu tercipta suasana baru. Sikapmu
yang begitu cuek itu menyelipkan sebuah perhatian yang sulit aku cerna dari
otakku. Karisma yang berada di dalam dirimu begitu sangat hebat memberikan hal –
hal yang selalu indah. Mungkin, aku mengagumimu hari ini. Namun, serasa berbeda
setiap kali bertemu dengan sosokmu yang seperti artistokrat itu.
Kau pintar memainkan
sebuah rumus – rumus seakan – akan aku harus mempelajari rumus – rumus fisika
dan kimia itu lebih dalam. Apakah kamu akan mengajari aku tentang rumus – rumus
itu seperti saat indahnya kota perwira diguyur air hujan? Inilah rumus - rumus cintamu untukku? Aku selalu bertanya –
tanya tentang hal itu. Namun, selalu kuurungkan niatku. Senyumanmu saat
pertemuan terakhir itu masih mengebat erat di dalam hatiku. Ingin kuutarakan
rasa rindu yang menggebu – gebu ini, pasti semua akan diabaikan. Aku tidak
berharap banyak darimu. Aku yang selalu ingin kamu perhatikan dengan cara
apapun kamu tetap diam. Ya, fase diam dan fase gerak itu semua adalah teknik
sikapmu yang seperti kromatografi. Semakin takut aku kehilangan sosokmu.
Aku kira jarak yang
cukup panjang itu akan memisahkan aku dan dirimu. Sebuah perjalanan panjang
demi masa depan kita berjuang bersama tepat pada tanggal dua belas juli dua
ribu tiga belas, kita di ikhrarkan terpisah. Sakit saat aku mendengar dan
mengetahui sosokmu memang harus benar – benar hilang dari hadapan bola mataku. Aku rapuh,
seketika aku merasa hancur – lebur hidupku tak berarti. Ku coba bangkit secara
perlahan – lahan dalam dua minggu itu, namun alhasil masih tetap nol. Ku
kirimkan message untukmu, tak satupun kamu membalas message ku.
Kamu pergi begitu saja.
Sangat datar perjalanan sepenggal kisah ini. Kamu di kota peristiwa pertempuran
lima hari dan aku di kota metropolitan, yang harus bisa menjaga diri dari
segala macam godaan. Dunia ini memang keras dan tak selebar daun kelor. Setiap
malam aku mainkan tut’s hitam dan putih itu untuk kamu. Setengah mati merindu,
tentunya merindukan sosokmu yang jauh di sana. AKU INGIN KAMU TAHU, AKU DISINI
MENANTIMU !! TAPI APA MUNGKIN KAMU SELALU MENUNGGU AKU?? TAHU PERASAANMU LEBIH
DALAM SAJA AKU TIDAK TAHU?? KAMU TOLOL, NTHAAA!! DIA TAK MUNGKIN DATANG MEMINTA
HATIMU !!!
Ku rebahkan bahuku di
pulau kapuk, ku tangisi kesedihanku, ku ratapi sepenggal kisah yang begitu
singat dan padat ini. Dua september dua ribu tiga belas aku bergegas meninggalkan
kota perwira, menerobos dinginnya angin malam di stasiun gambir. Menapakkan
sejengkal langkah, ku rasa aku akan temukan sesuatu yang lebih berharga di
sana. Aku mengantapkan semua dengan kerendahan hatiku. Suasana baru, hidup
baru, buang masa lalu, bangkit dari keterpurukan. If you want to do something
and feel it in your bones that it’s the right thing to do, do it. Aku
tersenyum, membiarkan laptopku menyala dan menulis sebuah upstat di faceebook
ku.
Sebuah Mantra Terucap
Sejenak aku bersandar
di bahumu dan aku tertawa ria menatap mega – mega hitam yang berarakan. Di sini
di kota perwira ini hadirkan sebuah kisah tentang aku dan dirimu. Pasir putih
yang berkilauan menyambut kehadiranmu penuh canda, tawa dan duka. Hari – hari
kulalui tanpa sepenggal kisah denganmu saja. Semua kurasa begitu indah dan
selalu manis. Sosokmu yang begitu sempurna dimataku dan selalu special untukku.
Gerak – gerik tubuhmu selalu manis, tutur katamu selalu terucap sebuah mantra –
mantra seakan – akan aku terhipnotis olehmu. Pancaran sinar yang begitu dahsyat
itu tersirat di bola matamu yang sangat indah mempesona mampu mengebat – ebat erat
jantung hatiku. Setiap kali bertemu selalu kurasakan debar – debaran yang
menyebar ke segala penjuru.
Bergayut diantara dua
daun jendela, aksara – aksara kian memanah raga ini, kau yang selalu aku
banggakan, selalu ada untuk waktu yang aku butuhkan. Sosokmu yang tak asing
lagi singgah di ruang hati ini. Kau tempatkan di sana, seolah – olah itu ruang
yang cocok untuk tempat peristirahatan. Indah bukan? Sungguh begitu indah. Ku
perhatikan setiap kali gaya bahasamu, satu demi satu semakin menunjukkan sebuah
keindahan. Kau memang tampan, sosokmu tak mudah untuk di cari. Ibaratkan sebuah
permata ataupun mutiara yang sangat berharga itulah sosokmu. Bukan tampanmu
yang kucari saat ini, kau memang jenius dalam setiap hal, action – action yang
kau gebrakkan selalu berbeda. Kamu memang benar – benar ada di ruang hati
kecilku.
16 October 2013
Api Perjuangan
Menatari menunjukkan afsunnya
Mengebat erat – erat mawar merahku
Setelah abdas,
Masuklah ke dalam langgar
Dari bibir setengah terbuka,
Dia berkelana ke dalam dada
Dimainkannya jari – jemari
Hendaklah dirapatkan berpasangan
Dengan mata terpejam
Terbanglah...
Aksara – aksara dari
bibir manis
Kian memanah raga ini
Dengan sayup – sayup sepi
Berpendarlah percikan
air
Membasuh keresahan jiwa
Begitu dahsyat
Api perjuangan kian membara
Debar jantung yang begitu hebat
Tersebar menjalar di dalam dada
Meneliti mantra demi mantra
Agar tepat memanah arah
Tidaklah sia - sia
Detik – detik perjuangan
Dibalut kemelut api kekhawatiran
Namun...
Lentera itu menyalakan
terang
Hingga menjelma sebuah
ketenangan
Aku kira, asaku kalah
dalam perang
Sungai kehidupan
mengalir deras
Dan restu ibu, bapaku
menyertai jalanku
Masa – masa kritis
terlewati
Inilah perjalanan doaku
15 October 2013
Jangan Katakan Rindu !!
Entah,
harus darimana aku memulainya. Risauku terus menghampiriku yang tiada hentinya
dapatku hindari. Sudah cukup lama aku melupakanmu dari segala pelbagai peristiwa
tentangmu. Sungguh bangga hati ini ketika kita berjalan sendiri – sendiri.
Awalnya manis dan kurasa itu cukup manis untukku. Ketika sosokmu telah benar –
benar menghilang, kini hadir seorang yang sungguh teramat mirip dengan sosokmu
sama persis sikap dan kelahiranmu. Otakku kembali ku putar, merenungkan semua
peristiwa. Semua berjalan terasa manis sungguh manis. Ku pikir aku siap membuka
hatiku padanya. Dan ku pikir ia tak sama denganmu. Namun, kenyataan itu
bertolak belakang.
Perjuanganku
masih terus berangsur – angsur, segalanya memang tak mudah dan begitu saja terabaikan.
Dan semua itu adalah proses panjangku yang harus melibatkan hati kecilku yang
tercabik – cabik tanpa luka berdarah. Sebenarnya ini tak mudah bagiku untuk aku
lakukan. Namun, apa dayaku untuk memperjuangkan ini semua? Kau begitu mudahnya
pergi meninggalkan hasrat yang makin mendalam. Disaat hasrat itu tumbuh menjadi
bagian yang terpenting dengan mudahnya kamu buang begitu saja. Kamu bagian
terkecil dan terpenting dari peristiwa ini. Hampir setiap hari sosokmu dapat ku
temui, itu sangat sakit untukku. Kamu sungguh berbeda dan tak lagi sama seperti
dahulu kala.
Dari
hari ke hari aku harus melihat sosokmu di tempat ini. Mungkin, kamu tidak
menghiraukan aku dari sudut pandangmu. Apa kamu bangga bisa membuat perubahan –
perubahan yang begitu manis untukku? Kamu mungkin tak akan pernah mengenal dan
menganggapku pernah mengisi hari – harimu. Tersenyum dalam luka itu sungguh
merupakan tantangan terhebatku. Mungkin, aku berjuang sendiri selama setahun
denganmu? Kamu pun masih merasa have fun sampai hari ini. Salahkah aku masih
menyimpan perasaan itu? Walau aku tahu, dirimu dan diriku tak akan mungkin
bersatu.
Ragaku
yang begitu rapuh melihatmu bersama dengan yang lain. Aku tahu ragaku tak
sekuat ragamu. KENAPA KITA HARUS DIPERTEMUKAN ? Walau akhirnya rasa sakit dan
cinta itu harus kembali hadir. Disaat semua sudah memiliki kehidupan sendiri –
sendiri. Kamu berbeda dari yang lain, sosokmu sederhana sekali, sungguh sulit
mempelajari sosokmu tapi kenapa kamu memberikan misteri – misteri termanis
sepanjang hari – hariku ? Kenapa kamu selalu membuat hatiku semakin tak ingin
melepaskanmu ? Ataukah aku yang terlalu berharap kepadamu?
Setiap
dentang – dentang dinginnya malam, selalu terlintas wajahmu yang begitu tampan
seperti artistokrat. Padahal parasmu itu tidak setampan Kevin Apprilio, dan
kamu itu bukan gambaran seniman lukisan kelas atas. Sadarkah kamu? Aku jalani
semua penuh dengan pertanyaan tentangmu. Pertanyaan yang begitu banyak
menyiksaku. Sadisnya kau menelantarkan diriku. Perasaanku memang sedalam ini,
apakah kau mengerti dan mengetahuinya? TIDAK !! KAMU TIDAK AKAN MENGERTI
PERASAANKU SAMPAI SAAT INI. KAMU HANYA MEMIKIRKAN “DIA” YANG SUDAH MELEKAT
DIHATIMU. AKU TIDAK PERNAH SPECIAL DIMATAMU. AKU INI SAMPAH YANG HARUS DIBUANG
DARI HADAPANMU.
Sungguh
MENYAKITKAN, keberadaanku pun sama sekali tak kamu akui. Rasa special yang dulu
kamu ciptakan denganku pun kamu buang ke tengah pantai. Byurrrr! Hahahahaha.
Nampaknya semua usahaku tak ada artinya dimatamu. Seringkali kamu memandang
sebelah matamu saja. Sosokmu
hadir ditengah – tengah malam launching novel perdanaku. Dimana waktu yang
tepat dan special itu seharusnya untukku lebih terasa indah.
Di sini benar –
benar kutemukan peristiwa yang sangat aneh. Kamu hadir dan mengendalikan segala
sudut pandangku. Kamu tersenyum dengan sesuka hatimu. Aku tak akan terjerat
lagi dalam permainan hasratmu. Sudah cukup bagiku peristiwa ini, pesan singkat
yang kamu kirimkan itu hanyalah isyaratmu untuk mengelabuhi aku. Ya ya ya, aku
mengerti kamu sudah dengannya. Namun, senyumanku, kekagumanku, sapaku, dan
hasrat ini masih teruntukmu. Aku dan kamu tersenyum di suatu sudut penjuru
tertentu, sederhana sekali semua kemasan ini. Terabaikan dan selalu terabaikan
perasaan yang begitu mendalam dan mungkin, ini rasa rinduku yang tersebar dalam
hasratku dan rasa suka padamu yang tak akan pernah mati.
Subscribe to:
Posts (Atom)