Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

03 February 2018

SEGEMURUH INI DI KALBUKU

Ada yang manis tapi benar-benar unik. Menelisik di antara dedaunan kian mendayu sepoi-sepoi mempesona. Meskipun tak kasat mata namun hati ini selalu jeli untuk menebarkan setangkai kelopak mawar. Oops! Ada yang hilang setelah sekian ribu berdetak. Huft...
Rasanya aku ingin memutar otak ku hingga tak terlalu jengah menyendiri. Di sini tanpa satu cawan nano-nano yang tumpah terasa dihalau hantaran-hantaran rayap kelabu. Sebegitu kah rasa yang terbalut hanya untuk mengintip sejenak? Uh wow, seneraka ini syahdu menyelami pemanah kalbuku? Tahukah engkau wahai pengganggu gundah gulanaku? Di sini aku tertiup topan mencabutkan akar kelabu. Menderu biru menggebu hebat bersalju.
Jelaga muram yang awalnya terabaikan. Kini mampu melirik curi manis sebongkah kalbuku.
Wahai engkau pengganggu gundah gulana ku ribuan berdetak, aku jemu tanpa sinarmu membingkai. Tolong rengkuh daku Tuan, ketika lakuku kalut kemelut? Wahai Tuan pengganggu gundah gulanaku, biarkan aku sejenak berteduh kembali singgah? Hanya tumit tipis merona tak mampu mengucap kekata hati, aku ingin memeluk badai segemeruh apapun bersama. Sekalipun harus membuyar tenggelam di tengah lautan. Bilamana hati senada arah asa pastikan mampu tersempurna.

Untukmu Tuan pengganggu gundah gulana ku ribuan berdetak, yang masih kusebut Mas Sayaang si pemilik tatapan tajam bola mata kecoklatan.

Rasa sayang tak akan mampu pergi ketika nyamannya hati. Meskipun seribu kali menolak resah dipikiran.

15 January 2018

SESINGKAT SINAR CINTAMU

Di antara lamanya berangka satu sembilan. Ada banyak rasa yang tersembunyi sangat rumit. Awalnya dingin itu telah bereaksi menggoyahkan mawar yang sempat merekah sekitar delapan tahun yang lalu. Saat itu hanya mampu berdiam menikmati rona di tumit tipisnya. Entah, aku tak tahu lagi rencana rumit apa yang sedang kautunjukan padaku Tuan? Sesingkat ini bias sinar istimewa di dalam kalbuku terasa sangat berharga. Andai kala rasa yang kian lama kupeluk itu tersampaikan, mungkin aku tak sejeli di atas pergalauan ini. Tetapi aku bersyukur jika semuanya telah sama seperti kau yang pernah kuimpikan. Meskipun kini hanya sejenak mungkin menjadi kenyataan.
Rasanya aku tak ingin berhenti tersenyum dan membasahi kalbuku ini. Jujur rasa sayang itu hadir semakin menajam hingga tanjakkan pun menajam juga. Ada yang tersisa kah mas sayang untukku? Ada jawabnya. Sayang sekali, waktu harus membuatku untuk menstabilkan semua konsetrasi yang tingkat tinggi itu Mas Sayaang. Aku tak tahu lagi harus menyederhanakan isyarat seperti apalagi. Setahuku hanya rasa sayang antara yang bersemanyam dihatiku dengan hatimu. Sungguh, semua tampak terlihat misteri istimewa pada bagian hidupku.
Jika lusa atau esok nanti, aku benar-benar harus mengikhlaskanmu. Aku siap untuk semua kisah itu menjadi sebuah pilihan. Detik ini pun aku masih mencoba percaya dengan prinsipmu mas sayang. Ternyata, cinta itu memang butuh untuk diperjuangkan tetapi bukan berarti memperjuangkan dengan cara yang salah atau kah mungkin belajar untuk mengikhlaskan sesuatu yang harus dipertahankan rupanya mampu untuk dikorbankan. Ah, sudahlah!
Aku pasrah dengan kondisi serumit ini. Mas Sayaang, kamu tahu segala hal itu. Senyuman manis kala pagi hingga berjam-jam itu berhasil mencuri ruang ternyamanku. Bahkan suara khas yang kausebutkan itu meskipun terkesan universal. Oh, pemikat manis rasa di dalam dadaku mulai menerbangkan beberapa kelompok rasa sayang yang berlebih. Sungguh, baru kali ini aku merasa sempurna menggoreskan kisah asmara itu.
Aku tahu banyak kekurangan yang ada pada diriku. Namun kau membuatnya terlihat istimewa. Bahkan kau sanggup menyenangkan hatiku. Betapa manisnya kau selalu menghadirkan sesuatu unik di dalam kisah kita itu Mas Sayaang. Seruan hatiku ingin memelukmu hingga kau jangan kembali ke arah yang salah. Doa ku selalu yang kupanjatkan jika kita benar-benar menjadi kita ya Mas Sayaang. Semoga kau tidak mencairkan air mata ternyeri untuk semua makna yang terlihat.
Mas Sayaang, aku tak minta banyak hal untuk ini itu memaksakan semuanya. Terkadang aku tertawa memicingkan kedua alisku. Tahu kah kau Mas Sayaang, ada yang kau siram di dalam hatiku menjadi bahagia. Mas Sayaang, jika kau adalah yang terbaik untuk tujuan hidupku. Tuhan pasti menunjukannya padaku. Seumpama pahit-pahitnya kita melebur beda, aku siap Mas Sayaang. Semua aku ikhlas melihatmu tersenyum dengan yang lebih pantas memikat hatimu Mas Sayaang. Waktu dua tahun yang akan datang itu bingkai cerita kepingan hati kita Mas. Hmm, kau orang yang terbaik saat ini. Hanya itu yang mampu kueskpresikan isyarat yang membuatku lega dan selepas ini meracik aksara memuisi.
Untukmu Mas Sayaang si tatapan tajam setajam cintamu padaku, hitam manis pemikat tiap cerita sederhana kisah kalbu ini.

19 December 2017

MENCINTAIMU SESAKIT INI, MAS #6

Empat ribu tiga ratus dua puluh menit. Wow, bayangkan sekian banyak menit yang tersisakan. Tepat di ujung netra bola mataku hanya terlintas sekujur tubuhmu, yang seakan berlalu tanpa adanya aku. Getar jiwa ini tak terarah, meskipun disimpan perasaan yang lain.
Entah mas, aku merasa ada yang hilang benar-benar mungkin tak akan dapat kupeluk kembalimu. Ya, aku memang belum siap untuk belajar sembunyi darimu. Walaupun kita sepakat, semakin hari rasa sayangmu itu tak pernah henti mengembara. Semenit saja tak mengizinkanku lengah!
Mas sayang tomat merahku, hujan di ujung netra bola mataku meruah dan juga membasahi semua jalanku. Semua tiba-tiba seakan telah terencana sedemikian rupa sehingga membuatku menahan pilu.
Seandainya semua rasa itu mampu menyejukan bukan menjemui gundah, apakah mungkin rasa akan tetap sama pada kadar terbaiknya? Mas sayang tomat merahku, ada rasa di dalam hatiku yang tak bisa kujelaskan.
Tapi rasanya aku itu.... Ah, sudahlah! Mungkin aku terlalu sangat berharap. Jujur semua itu berawal dari rasa sayang yang begitu singkat kau berikan tetapi kau sendiri juga tak mau menyudahinya.
Mas sayang tomat merahku, benar sih apa yang kau katakan itu. Tanpa kujelaskan saja, kau memahami kemauan dari isi hatiku. Hmm...
Setiap kali perasaan gemasku padamu, kini menjadi cair berujung pada kenyamanan. Tiga hari lamanya tanpamu, tanpa ocehan khasmu itu, aku sehampa tak memiliki oksigen. Mas sayang tomat merahku, mengapa kau buat semakin deras pada sungai kalbuku?
Seandainya Tuhan mengizinkan kita melepas sendu, aku ingin memelukmu sekali saja pada dunia atas namakan cinta. Kenyataannya, mas sayang tomat merahku lebih memilih berpendar. Mas sayang tomat merahku, apakah kau benar-benar tulus mencintaiku hingga kini aku sehancur ini? Kenapa masih silent people terus? Padahal kau telah paham betul isi hatiku.
Oops! Atau inikah caramu untuk memendamkan rasa sakit itu? Hello... Mas sayang tomat merahku, kita memang sama-sama seterluka ini.
Mas, aku hanya ingin bilang bahwa aku takut kehilanganmu. Tetapi aku tak tahu apa artinya itu mas? Aku sendiri berusaha mencari jawabannya. Tetaplah zonk!!!
Mas sayang tomat merahku, terkadang aku masih tak percaya dengan kisah kita ini. Begitu cepat mengaduk-aduk hingga berantakan. Lalu pergi gitu saja saat sedang cinta-cintanya. Mengapa? Apa kau bahagia dengan cara seperti itu mas sayang tomat merahku?
Paragraf romantis tak mampu melegakan gundah jiwaku. Bahkan terkadang aku sempat berpikir untuk menghapus semua jejakmu. Tapi ternyata justru aku semakin menjadi rumit diatas rasa sayangmu itu. Rasa sayang yang selalu kau berikan tanpa isyarat meminta dan kesadaran otak. Telah memenuhi ruang segala kalbuku dan bermakna megah di setiap acara memori kalbuku.
Mas sayang tomat merahku, jujur saat ini aku hanya inginkan kamu, menemani setiap aktivitasku. Aku rindu rasanya dimanjakan sama kamu. Aku rindu semua hal sesederhana itu mas. Apakah kau juga sama? Ah, bungkamku itu karena kamu mas! Maaf, bila air mataku masih belum kering.

17 December 2017

TIGA MENIT PELEDAK KALBUKU BERDESING

Gemericik sendu semakin deras menyejukkan kalbuku. Sekelumit seruan hatimu itu lewat sebait melodi yang terkemas amat sangat unik menggema di gendang telingaku mampu menghilangkan senyum yang telah layu.
Seketika perjumpaan tanpa adanya suatu tatap pesona hanya sebatas refleksi sinar istimewa berganda semu dipikiranku. Betapa hebohnya peledak kagumku ini? Duh, andai kau tahu isi hatiku yang susah kau tebak itu.
Bila saat ini aku sedang merindu diantara dilema dan kenyamanan. Tentu saja kau tahu siapa yang masih menjadi topikku ini. Lalu? Sajakmu itu sangat simple nan berimbang. Aduh!
Sehening atom H2R dan H2C terbahasakan pada sejumput aksara kacauku ini. Jujur hatiku masih menebak-nebak untuk memahami hatimu yang mendadak mengefly pusat imajinasi kalbuku. Oh, benarkah atau tingkah kekonyolan saja?
Ada sesuatu yang sulit dijelaskan juga mas, kak. Sayang dibilang sayang ya wajar saja. Tetapi ini itu... Ah!? Kok susah untuk kujelaskan dan kukatakan. Sungguh, isyarat yang bisa kusampaikan. Sayangnya, kamu belum memahami panggilan jiwa alami itu. Hmm...
Wes lah yo mas, kak. Aku ki sakiki bisa wae GLBB. Galau Layar Berat Bermimpi. Wes lah, tenan aku tak mau merumitkan. Cukup wes, easy going wae. Okokokok.

16 December 2017

MENCINTAIMU SEGEMPA INI

Ketika semuanya melebur beda. Melebarkan sayap yang kering kerontang. Bahkan memanggil makhluk-makhluk noctural penasihat rasa. Jujur, aku tak tahu apa ini rasa yang sedang melilitku. Seraya bumi yang kulihat itu kelabu menjingga.
Dari bilik diam mendiami kawah pustaka pengembara sajak hingga ke tepian meninggalkan sebatang jejas. Sungguh, ngilu di ujung bola netraku. Tak sekadar gaduhnya aksara. Ada yang menggempa ketika tak terjawab.
Entahlah! Aku pusing diapit dua kerumitan pemanah ini. Semakin bergelayut menyibak membelokkan pusat gempa. Tak tertahan meluapkan keresahan hal seperti biasanya.
Sederhana nan singkat tetapi pasti. Apakah kau benar-benar memahami isi hatiku mas? Nyatanya saja, kau melebur beda seakan lusuh mengabur di terpa angin topan yang mengibaskan akar-akar asa semata.
Terkadang seruanku mungkin terabaikan atau sengaja untuk tak menyinggung. Mas kenapa kau buat setiap tikungan pasti ada? Aku tak mampu berkata banyak hal tentangmu.
Yang aku tahu kau sangat manis dalam berbagai rangkaian peristiwa. Sepatah-patahnya cawan di kalbuku, tetap masih ada yang tersisa untukmu mas sayang merah tomatku.
Andai tetesan penaku tak sekelam ini. Gempa dihatiku tak menggaduh ricuh. Tolong turunkan skala 41 gempa dihatiku mas sayang tomat merahku?
I feel so very bad 'cause you will be a different. To be honest, I want to sadday and then you always immortal there in a brainly. Please, you know that I'm afraid?

Untukmu mas sayang merah tomatku yang paling manis dalam rangkaian peristiwa apa saja. Mas sayang merah tomatku, aku....


Stop ah! Pelajari hatiku mas, plis? I'm request for you from my love.

13 December 2017

MASIHKU MENCINTAIMU SESAKIT INI #5

Sekitaran senja di balut malam yang menggenangi kelopak sayu ini. Mengaduk basah menyisakan sepercik kenangan. Mudah saja bila rintikmu datang kembali tawarkan dalam pilu yang kusandarkan sejenak. Reaksi pemuaian rasa itupun tak surut menggencar. Lalu mencubit sedikit lentik ruang imajinasiku. Tahu kah kau yang masih kugantungkan pada secuil asaku? Kini semua belum berubah total. Hebatnya sih masih tentangmu, mas sayang tomat merahku.
Di bilik mengintip lirik sayup merdu menderu pengelana sang pemahat aksara. Serasa aku itu sangat bermakna hingga kau selalu perbincangkan dengan para kesayanganmu. Tetapi kau juga selalu terbangkanku pada bagan tiada keseimbangan. Aku suka gayamu berdiskusi semacam itu mas sayang tomat merahku. Semua yang terlihat abstrak terkadang mampu menghipnotis kagumku lho... Maaf, anehku ini menjalar ke segala penjuru, mungkin juga terkemas sederhana namun hiperbola. Dramatis atau melankolis? Ah, apa sajalah itu tak akan merubah rasaku saat ini mas!
Dear mas sayang merah tomatku yang sepuluh tahun lalu kutemui. Rasanya ada bumbu baru yang kauracikan untukku. Sehening kala ini, aku mencoba kembali untuk menata bongkahan puing-puing asaku yang konstan sedikit kelam. Ternyata, aku memiliki banyak PR yang belum kukerjakan, yaitu mencoba untuk tak terhanyut pada memori usangmu. Aduh, memori otakku menjadi penuh denganmu, mas sayang merah tomatku!? Seketika itu, kau bersinggah ya? Hmm...
Ada satu hal sih yang belum kuceritakan padamu. Biarlah tersimpan dahulu ya mas sayang tomat merahku!?! Tepat di senja balutan malam hampir tenggelam ini, tetiba aku merasa candu untuk meneteskan penaku. Sebab, kosong satu tak bermanja itu mulai muncul. Setelah mas R yang selalu memanjakan bunga tidurku, kini kau mulai tampak di deretan taman yang telah kuhiasi sekuntum bunga tidurku yang sangat manis itu.
Seandainya raga bisa semanis rasa menelan kerumitan. Mungkin aku tak mendamba sendiri seperti ini. Ah, mas sayang tomat merahku persis kau curi semua mantra syahduku. Eh, mas sayang tomat merahku penginspirasi hatiku yang kelabu, aku mulai terbiasa menikmati kisah terselip adanya rasa sesaat. Jujur, untuk pertama kalinya kisah antara kita yang seperti ini telah ada dan hanya membisu sekejap tanpa menyusun.
Wow, sudahlah! Membeku di sini saja dan menuangkan seadanya tanpa embel-embel lain. Please, jangan pudarkan semuanya menjadi sampah mas sayang tomat merahku si hitam manis setelah mas R, tetap ada bersamaku berjalan diatas sakitnya rasa. Cukup sekian diksiku menutup keheningan senja dibalutan malam.

MENCINTAIMU SESAKIT INI MAS #4