Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

12 February 2014

Air Mata Surga

Angin surga berhembus
Kala senja menyapa
Begitu merdu terdengar
Ku tatap arloji kian berputar
Serasa seperti ingin terbang melayang
Getaran - getaran merasuk tubuh
Menjelma menjadi satu kekhawatiran
Memandang alam sekitar
Pepohonan mendayu - dayu sampan
Percikan air mata surga
Membasahi bumi pijakkanku
Digilasnya tubuh mungil
Hingga berpendar tragis
Darah yang begitu segar
Mengalir meneteskan percikan
Air mata yang suci
Air mata surga keindahan
Yang menyiratkan sebuah keikhlasan
Senandung syair kepergianmu
Mengalun merdu hingga
Menusuk rongga dadaku
Yang telah hilang
Takkan datang lagi dihidupku
Namun..
Takkan pernah mati
Saat jauh dekat bersama
Sahabat
Selamat jalan kawan
Selamat ulang tahun
Kado terindah dariNya

26 January 2014

Penyemu Profesional

Kala itu..
Aku sendiri termenung
Perasaan benci
Menyelimuti kalbuku
Semakin hari mendesak
Gentar dan menyenak
Segenap samudra batinku
Kau..
Tumpahkan sebercak darah
Noda yang takkan pernah
Terkelupas lenyap seketika
Semula berawal
Dari tawar hatimu
Sungguh hebat
Kau memainkan adegan ini
Kau..
Penyemu terhandal
Seulas senyuman remang
Semu percakapan panjangmu
Merekayasa skenario hidupku
Penyemu profesional
Tidak beringsut dari bibirku
Selalu disebut - sebut

07 December 2013

Objek Tersembunyi

Kau..
Patahkan sayap cintaku
Ciptakan pesona pilu
Hempaskan kalbuku
Goreskan dalam tangis
   Kau..
   Renggut daku dari jerami
   Belah jiwa dadaku
   Tancapkan panah lentera
   Dihantam api temarang
Kau..
Jerat hasratku
Kian memanah raga
Merasuki denyut nadiku
Degup tersebar setiap penjuru
    Kau..
    Singgah sejenak
    Menuai kasih
    Abadi dalam sendu
    Pusatkan objek tersembunyi
Kau..
Putarkan strategi
Tarik - ulur mantramu
Tepiskan jemariku
Gugurkan mimpi

24 October 2013

Coretan Momentum Cintaku

Aku pikir, laboratorium kimia di Universitas Negeri Jakarta ini mungkin tempat yang pantas bisa mengalihkan perhatianku untuk menetralkan hatiku dari unsur rasa suka dan rindu yang mencapai titik  jenuh tertinggi, tapi kenyataannya berbanding terbalik. Mencoba melupakan segala tentangmu itu bagaikan sebuah melepaskan kalor leleh dalam reaksi eksoterem. Namun, ikatan hidrogen yang begitu kuat itu tak mampu meluluhkan hatiku untuk move on dari sosokmu. Dari bilik tirai berwarna merah muda aku terdiam merenungkan sepenggal perasaan yang semakin menyiksa diriku.
Berkaca pada rumus persamaan usaha itu membuatku menghargai adanya gaya tarik – menarik dan tolak – menolak yang berbanding lurus dengan lingkungan, kemudian dikalikan dengan kedua muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Dimana panjang gelombang itu selalu kamu ciptakan seolah – olah kamu tidak menganggap aku ada di sini, sosokmu yang begitu special di ruang hampa hatiku itu semakin hari membutuhkan suatu energi potensial yang cukup luar biasa agar cintaku tak terpengaruh dengan adanya gaya.
Pertama kali melihat bayangmu tepat di titik fokus lensa kedua bola mataku, berdiri tegak, nyata, dan kamu begitu manis dengan kaca mata hitam serta jemper merah. Kau tampan hari ini, biarlah rasa itu temukan wujudnya seperti aliran gen yang perlahan namun pasti menuju kondisi stabil tak tergoyahkan. Kau yang begitu sempurna dimataku mampu mengubah dunia
percintaanku menjadi lebih sederhana. Hidup memang bukan sekedar  rangkaian rumus tapi bila sejuta feromon dijadikan satu, hanya kau dan aku yang akan memahami sinyalnya seperti lock and key dalam sistem enzim. Cobalah mengerti aku yang selalu menginginkan sosokmu di saat aku sedang sendiri.
Aku sadar ini hanya rasa suka dan rindu yang begitu dahsyatnya. Sosokmu yang selalu aku puja bahkan setiap hari aku jadikan pokok pembicaraan panjangku dengan  TUHAN. LIHATLAH, PANDANGLAH  AKU !! Aku terjerat di ruang hatimu, panah asmara yang kau tancapkan masih melekat direlung hatiku. Tanpa meminta izinpun kamu pergi begitu saja, melepaskan aku dari jeratan yang kamu ikat, betapa tidak mungkin aku harus belajar melepaskan kepergianmu ? Itu sungguh tak mudah yang seperti kau bayangkan.
Teknik pemisahan itu mulai muncul perlahan – lahan di setiap rangkaian peristiwa ini, fase gerak yang melewati tetesan air mata memisahkan fase diam yang menjadi sebuah emas. Untuk kamu yang selalu menghantui perasaanku, datang dan pergi begitu saja dengan seenaknya tanpa memikirkan orang lain. Sosokmu kujadikan sebuah pelajaran hal terfavorite ku hari ini dan selama aku masih bisa mendapatkan sinyal simpatimu. Aku bersyukur jika kamu membaca setiap momen inersia rasa ku yang tak hingga. Ini resultan momentum cintaku.

23 October 2013

Inilah Rumus Cintamu ??

Saat kau genggam erat kedua tanganku, hatiku tak bisa berhenti merasakan perasaan yang indah bahkan begitu ajaib semua yang kurasakan itu. Selalu tercipta suasana baru. Sikapmu yang begitu cuek itu menyelipkan sebuah perhatian yang sulit aku cerna dari otakku. Karisma yang berada di dalam dirimu begitu sangat hebat memberikan hal – hal yang selalu indah. Mungkin, aku mengagumimu hari ini. Namun, serasa berbeda setiap kali bertemu dengan sosokmu yang seperti artistokrat itu.

Kau pintar memainkan sebuah rumus – rumus seakan – akan aku harus mempelajari rumus – rumus fisika dan kimia itu lebih dalam. Apakah kamu akan mengajari aku tentang rumus – rumus itu seperti saat indahnya kota perwira diguyur air hujan? Inilah rumus - rumus cintamu untukku? Aku selalu bertanya – tanya tentang hal itu. Namun, selalu kuurungkan niatku. Senyumanmu saat pertemuan terakhir itu masih mengebat erat di dalam hatiku. Ingin kuutarakan rasa rindu yang menggebu – gebu ini, pasti semua akan diabaikan. Aku tidak berharap banyak darimu. Aku yang selalu ingin kamu perhatikan dengan cara apapun kamu tetap diam. Ya, fase diam dan fase gerak itu semua adalah teknik sikapmu yang seperti kromatografi. Semakin takut aku kehilangan sosokmu.

Aku kira jarak yang cukup panjang itu akan memisahkan aku dan dirimu. Sebuah perjalanan panjang demi masa depan kita berjuang bersama tepat pada tanggal dua belas juli dua ribu tiga belas, kita di ikhrarkan terpisah. Sakit saat aku mendengar dan mengetahui sosokmu memang harus benar – benar  hilang dari hadapan bola mataku. Aku rapuh, seketika aku merasa hancur – lebur hidupku tak berarti. Ku coba bangkit secara perlahan – lahan dalam dua minggu itu, namun alhasil masih tetap nol. Ku kirimkan message untukmu, tak satupun kamu membalas message ku.

Kamu pergi begitu saja. Sangat datar perjalanan sepenggal kisah ini. Kamu di kota peristiwa pertempuran lima hari dan aku di kota metropolitan, yang harus bisa menjaga diri dari segala macam godaan. Dunia ini memang keras dan tak selebar daun kelor. Setiap malam aku mainkan tut’s hitam dan putih itu untuk kamu. Setengah mati merindu, tentunya merindukan sosokmu yang jauh di sana. AKU INGIN KAMU TAHU, AKU DISINI MENANTIMU !! TAPI APA MUNGKIN KAMU SELALU MENUNGGU AKU?? TAHU PERASAANMU LEBIH DALAM SAJA AKU TIDAK TAHU?? KAMU TOLOL, NTHAAA!! DIA TAK MUNGKIN DATANG MEMINTA HATIMU !!!


Ku rebahkan bahuku di pulau kapuk, ku tangisi kesedihanku, ku ratapi sepenggal kisah yang begitu singat dan padat ini. Dua september dua ribu tiga belas aku bergegas meninggalkan kota perwira, menerobos dinginnya angin malam di stasiun gambir. Menapakkan sejengkal langkah, ku rasa aku akan temukan sesuatu yang lebih berharga di sana. Aku mengantapkan semua dengan kerendahan hatiku. Suasana baru, hidup baru, buang masa lalu, bangkit dari keterpurukan. If you want to do something and feel it in your bones that it’s the right thing to do, do it. Aku tersenyum, membiarkan laptopku menyala dan menulis sebuah upstat di faceebook ku.

Sebuah Mantra Terucap

Sejenak aku bersandar di bahumu dan aku tertawa ria menatap mega – mega hitam yang berarakan. Di sini di kota perwira ini hadirkan sebuah kisah tentang aku dan dirimu. Pasir putih yang berkilauan menyambut kehadiranmu penuh canda, tawa dan duka. Hari – hari kulalui tanpa sepenggal kisah denganmu saja. Semua kurasa begitu indah dan selalu manis. Sosokmu yang begitu sempurna dimataku dan selalu special untukku. Gerak – gerik tubuhmu selalu manis, tutur katamu selalu terucap sebuah mantra – mantra seakan – akan aku terhipnotis olehmu. Pancaran sinar yang begitu dahsyat itu tersirat di bola matamu yang sangat indah mempesona mampu mengebat – ebat erat jantung hatiku. Setiap kali bertemu selalu kurasakan debar – debaran yang menyebar ke segala penjuru.

Bergayut diantara dua daun jendela, aksara – aksara kian memanah raga ini, kau yang selalu aku banggakan, selalu ada untuk waktu yang aku butuhkan. Sosokmu yang tak asing lagi singgah di ruang hati ini. Kau tempatkan di sana, seolah – olah itu ruang yang cocok untuk tempat peristirahatan. Indah bukan? Sungguh begitu indah. Ku perhatikan setiap kali gaya bahasamu, satu demi satu semakin menunjukkan sebuah keindahan. Kau memang tampan, sosokmu tak mudah untuk di cari. Ibaratkan sebuah permata ataupun mutiara yang sangat berharga itulah sosokmu. Bukan tampanmu yang kucari saat ini, kau memang jenius dalam setiap hal, action – action yang kau gebrakkan selalu berbeda. Kamu memang benar – benar ada di ruang hati kecilku.

16 October 2013

Api Perjuangan

Menatari menunjukkan afsunnya
Mengebat erat – erat mawar merahku
Setelah abdas,
Masuklah ke dalam langgar
Dari bibir setengah terbuka,
Dia berkelana ke dalam dada
Dimainkannya jari – jemari
Hendaklah dirapatkan berpasangan
Dengan mata terpejam
Terbanglah...
Aksara – aksara dari bibir manis
Kian memanah raga ini
Dengan sayup – sayup sepi
Berpendarlah percikan air
Membasuh keresahan jiwa
Begitu dahsyat
Api perjuangan kian membara
Debar jantung yang begitu hebat
Tersebar menjalar di dalam dada
Meneliti mantra demi mantra
Agar tepat memanah arah
Tidaklah sia - sia
Detik – detik perjuangan
Dibalut kemelut api kekhawatiran
Namun...
Lentera itu menyalakan terang
Hingga menjelma sebuah ketenangan
Aku kira, asaku kalah dalam perang
Sungai kehidupan mengalir deras
Dan restu ibu, bapaku menyertai jalanku
Masa – masa kritis terlewati
            Inilah perjalanan doaku