Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]
Glitter Words
[Glitterfy.com - *Glitter Words*]

14 October 2013

Cream Malamku

Langit takkan selalu
Menyuguhkan segerombolan
Awan hitam
Matahari seperti
Menaburkan benih kedamaian
            Serbuk air mata
            Sisa ku menangis
            Semalam...
            Telah ku jadikan
            Cream malamku
Separuh hatimu          
Membasuh luka
Bunga cintaku
Yang siap di bara api
Di dalamnya
            Sudahlah...
            Terlalu lama
            Diriku berkabung
            Lentik bulu mataku
            Teriris derita
Mungkin...
Di balik keterpurukkanku
Pasti ada suatu kebahagiaan
Nyata telah menunggu
Di pintu gerbang
            Dari tiap tetesan
            Air mata ku
            Mungkin, saat ini
            Aku belum bisa bangkit
            Bangkit dari kerapuhan jiwa ini
Sekeping hati yang terluka
Dalam baluran tangis
Apakah insan ini harus berlari ?
Mengejar bayangan yang tak pasti

Itu semua hanya lentera remang

Mentariku Menangis

Matahari...
Kau semerah mawar
Kau kupetik untukmu
Untuk hatimu yang
Selalu hangat di bara
            Gelora asmara        
            Selalu memancarkan
            Merah berlumurkan darah,
            Dengan panas mentari
            Cinta ini kian membara
Namun...
Kini bunga mawar ini
Telah layu kering kerontang
Karena pancaran sinarnya
Yang begitu panas
            Dan...
            Saat senja kembali datang
            Darah itu mulai membeku
            Bagaikan sebongkah es
            Dan tak ada lagi yang di bara
Temperatur yang dingin,
Membuatnya kaku
Seketika itu berubah wujud
Tanpa sengaja
Menghasilkan ingrediants
            Semua berjalan bagaikan
            Derasnya air mengalir
            Namun...
            Menggoreskan luka hati

Yang tak berdarah

SECUIL KISAHMU

Rindu tak pernah padam
Angin topan menerjang
Merenggutkan dahan - dahan
Mencabutkan akar - akar
Dua daun jendela berbicara
Sepoi - sepoi angin berbisik
Cerita rindu
Yang takkan pernah pudar
Disini seperti dahulu
Sepi menyapa menyeru
Dalam tangis aku terbuai
Tangan tak sampai
Sendu pilu terasa
Semakin derasnya percikan
Bagaikan diterjang ombak dahsyat
Menggemparkan pesisir pantai
Bibir setengah terbuka
Mata memandang
Tangan berlipat
Jari jemari melenturkan otot - otot
Percakapan panjang mulai tertata
Kuantapkan segala risauku
Perlahan ku pejamkan mata
Tuhan...
Manakala aku sendiri
Menyepi tiada ku dapati seorang
Hiburlah mereka yang sedang galau
Manakala rindu ku tak pernah padam
Sentuhlah gelora jiwaku
Redamkan semua kerinduan biru ini
Hapuskanlah air mataku
Basuhlah jiwaku yang kosong
Jiwaku yang gundah gulana
Sang pangeran awanku telah hilang
Lenyap dari sudut pandangku
Tak akan lagi ku dapati
Mungkin...
Ini perpisahan termanisku
Pertemuan singkat
Berlangsung enam bulan
Kau ciptakan suasana berbeda
Namun...
Kau akan ku abadikan
Dari dunia nyata
Bahkan dunia maya
Kau akan selalu ku tutupi
Kau bukan yang pertama
Tapi..
Kau mampu mengubah
Caraku memahami
Setiap bahasamu
Biarkan ku pendam rasaku
Sampai dunia nyata
Bisa menerima cinta ini